Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr Iman Murahman [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat total pengidap HIV/AIDS di daerah itu sejak 2004 hingga 2023, mencapai 2.132 kasus.

Lebih lanjut, kasus tertinggi terjadi di 2022, dengan total pengidap sebanyak 277 orang. Sedangkan, pada 2023 berjumlah 198 kasus, pada 2021 hanya berjumlah 155 kasus, dan 2020 dengan 206 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr Iman Murahman perilaku seks laki-laki dengan laki-laki atau kaum gay menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV/AIDS di Aceh. 

Hal ini, kata dia, disebabkan karena potensi pendarahan yang disebabkan saat berhubungan seks sesama lelaki lebih besar.

"Kalau sekarang peredarannya lebih banyak dari laki-laki seks ke laki-laku karena mereka kan melakukan hubungan seksual, yang kemungkinan pendarahannya memang besar. Kalau lelaki dengan perempuan kan tidak besar," kata dr Iman kepada Dialeksis.com, Senin (5/6/2023).

dr Iman mengatakan untuk Aceh sendiri, saat ini penyebaran HIV lebih dominan lewat darah. Dalam hal ini, faktor darah ada dua yaitu lewat berhubungan seksual dan transfusi darah.

"HIV Ini lebih terkait dengan lewat darah. Nggak ada pegangan, ciuman dan pelukan itu dapat menular. Yang sangat dominan itu lewat darah yang menjadi faktor utama," ungkapnya. 

dr Iman menjelaskan, hubungan seksual dengan sesama lelaki akan membuat kecanduan seumur hidup. Ini bisa diantisipasi dengan pola lingkungan yang baik dan kerjasama segenap lintas sektor dalam menanggulangi biseksual.

"Karena sekali kena itu kecanduannya menjadi seumur hidup. Syaraf dari belakang jika sudah kena maka akan menjadi kecanduan yang luar biasa karena sangat banyak. Presentasenya semakin meningkat. Dia pacaran dengan laki-laki dan dia juga punya istri," pungkasnya. [NH]