DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peningkatan penggunaan teknologi pembayaran digital terus terjadi di Provinsi Aceh, Bank Indonesia mencatat bahwa volume transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mencapai 5 juta transaksi sejak Januari hingga Agustus 2023. 

QRIS merupakan teknologi pembayaran yang memungkinkan pembayaran melalui pemindaian kode QR tanpa perlu menggunakan uang tunai atau kartu fisik.

“Sampai Agustus 2023 secara volume pengguna QRIS kita sudah melewati target. Kita 5 juta transaksi target sampai akhir tahun, namun sekarang udah tercapai,” kata Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto dikutip Minggu (22/10/2023).

Adapun jumlah pengguna QRIS di Aceh pada periode itu mencapai 4.134.729 pengguna.

Jumlah pengguna terus tumbuh sebanyak 153.000 atau 67,64 persen dari target 226.000 pengguna baru pada sepanjang 2023.

Dari segi transaksi, lanjut dia, sudah mencapai 5 juta transaksi atau 100 persen dari target lima juta transaksi tahun ini.

Nilai transaksi ini jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya yang terdapat 2,3 juta transaksi dari Januari-Desember 2022.

Rony mengaku, pihaknya terus mengakselerasi digitalisasi di seluruh daerah. Pasalnya, QRIS menjadi alat untuk memudahkan pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi dalam perbankan.

“Kita juga terus melakukan berbagai upaya untuk menambah pengguna QRIS. Karena kita ingin juga masyarakat di Aceh semakin terbiasa, terutama pelaku usaha mikro,” ujarnya.

Seiring dengan itu, kata dia, Bank Indonesia juga terus mengembangkan inovasi QRIS secara berkelanjutan dengan berbagai fitur, sehingga semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi digital.

“Jadi dengan seperti itu, QRIS juga akan terus berkembang. Apalagi sekarang QRIS sudah antar negara. Saat ini Aceh juga banyak dikunjungi wisatawan dari Malaysia, sehingga ini memudahkan untuk bertransaksi bagi UMKM,” ujarnya.