Pengguna Internet Bertambah, Diskominfo Aceh Dorong Peningkatan Literasi Digital
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penggunaan Internet di Indonesia meningkat sangat pesat, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di awal tahun 2019 tercatat pengguna Internet di Indonesia mencapai angka 171 juta jiwa dan akan terus bertambah.
"Ini berarti 65% penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Dan dapat dipastikan bahwa pengguna Internet tersebut sebagian besar juga merupakan pengguna media sosial," tutur Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf, dalam acara Seminar Nasional Literasi Privasi dan Keamanan Digital di Gedung DiLo ITLC Banda Aceh, Rabu (15/1/2020).
Tercatat bahwa YouTube, Facebook dan Instagram adalah aplikasi jejaring sosial yang paling banyak digunakan oleh warganet Indonesia, dan messenger WhatsApp adalah yang paling banyak digunakan, yaitu oleh 83% dari total warganet Indonesia.
Banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat melalui teknologi digital ini, seperti E-commerce semakin berkembang yang menciptakan banyak peluang usaha baru bagi penggunanya, hal ini didominasi oleh anak-anak muda yang membuka perusahaan rintisan (start up) dengan melihat potensi pasar yang ada.
Perkembangan internet, lanjutnya, juga menjadi hal baru bagi para pelajar dalam mendapatkan sumber informasi untuk memperkuat pengetahuan yang didapat di bangku sekolah. Muncul pula banyak "profesi" baru seperti YouTuber atau Selebgram dengan penghasilan yang menggiurkan dan masih banyak lagi hal positif yang dilakukan warganet Indonesia ini di dunia siber.
Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, terus mendorong peningkatan penggunaan internet yang positif. Beberapa program yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan literasi digital masyarakat Aceh. Bagi para pelajar ada kegiatan tahunan yang bertema Bijak Menggunakan Medsos.
"Selain kegiatan literasi digital, terdapat juga kegiatan-kegiatan persandian untuk keamanan informasi, seperti kegiatan kontra penginderaan pada ruang pimpinan Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekda, serta kegiatan jamming pada saat kunjungan Presiden/Wakil Presiden," sebutnya.
Perkembangan teknologi internet ini, ungkap Marwan, bagaikan pisau bermata dua. Selain banyak hal positif yang dapat kita lakukan, terdapat pula hal negatif yang bertebaran di internet. Konten negatif, penipuan, perundungan, ujaran kebencian, kejahatan siber dan masih banyak lagi menjadi tantangan bersama yang harus kita hadapi di dunia internet. Termasuk diantaranya adalah pelanggaran privasi dan pencurian data pribadi.
"Presiden Jokowi, dalam Pidato Kenegaraan pada tanggal 16 Agustus 2019, menyampaikan bahwa 'data adalah jenis kekayaan baru dari bangsa Indonesia dan hak warga negara atas data pribadi harus dilindungi', ini artinya bahwa data pribadi kita semakin rentan untuk disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti jual beli data pribadi, kasus penipuan pinjaman online, ancaman penyebarluasan data pribadi, dan sebagainya, merupakan beberapa kasus yang muncul di dunia siber kita," jelasnya.
Maka itu diperlukan adanya upaya bersama, tidak hanya dari pemerintah, akan tetapi juga dari sektor bisnis, lembaga masyarakat, komunitas, akademisi para stakeholder lainnya untuk secara bersama-sama mengantisipasi terkait keamanan informasi.
Marwan mengungkap, literasi digital tidak hanya berbicara kemampuan menggunakan atau mengoperasikan beragam perangkat teknologi digital, tapi juga kemampuan untuk dapat berkomunikasi dengan baik, berpikir kritis dan kreatif, mampu memilah informasi yang benar dan tidak benar, kemampuan untuk berkolaborasi, termasuk diantaranya adalah kemampuan menjaga privasi dan keamanan di dunia digital.
"Oleh karena itu, kami mewakili Pemerintah Aceh menyambut baik dan mendukung kegiatan ini. Perlu banyak pihak untuk dapat terjun langsung, mencerdaskan masyarakat di bidang digital, karena hal ini tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah sendirian. Apresiasi kami kepada pihak WhatsApp dan ICT Watch, serta para pihak yang mendukung kegiatan ini, diantaranya BSSN, Kementerian Kominfo, PANDI dan Relawan TIK Indonesia, yang sudah bersedia menjadikan Aceh sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan dari rangkaian roadshow edukasi Literasi Privasi dan Keamanan Digital ini," katanya.
Ia berharap ke depan kegiatan seperti dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh, terutama kegiatan-kegiatan yang yang dapat membekali masyarakat untuk dapat berusaha secara mandiri dalam rangka pengentasan kemiskinan. (dka)