kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pengamat Sampaikan 3 Hal Penting, Jadi Refleksi Politik Aceh Sepanjang 2020

Pengamat Sampaikan 3 Hal Penting, Jadi Refleksi Politik Aceh Sepanjang 2020

Rabu, 30 Desember 2020 21:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada. [Dok. DIaleksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menyampaikan tiga catatan penting yang jadi bahan refleksi perpolitikan di Aceh sepanjang tahun 2020.

"Pertama, dalam konteks relasi antara eksekutif dan legislatif selalu diwarnai dengan hubungan yang kurang harmonis. Di sini kita lihat komunikasi politik yang kurang berjalan dengan baik sepanjang tahun 2020 di Aceh," jelas Aryos kepada Dialeksis.com, Rabu (23/12/2020).

"Kita lihat bagaimana hubungan kedua belah pihak tidak diwarnai dengan keharmonisan yang memang saling melengkapi, saling men-support dan saling memahami perannya masing-masing," tambah Pengamat Politik dan Keamanan Aceh itu.

Kedua, lanjutnya, Aceh dihadapkan pada ketidakjelasan status pelaksanaan Pilkada antara 2022 atau 2024.

"Sampai saat ini belum ada kejelasan sikap pemerintah pusat terhadap pelaksanaan Pilkada Aceh yang memang clear disetujui oleh pemerintah pusat. Artinya di tahun 2020 ini masih membahas perihal terkait status kapan pelaksanaan Pilkada di Aceh," ujar Aryos.

Ketiga, lanjutnya, yang harus dipahami juga dan menjadi evaluasi di tahun 2020 ini, tidak terasa begitu kuatnya dinamika politik karena memang ada pengaruh pandemi Covid-19.

"Jadi, lagi-lagi kita tidak membuat suatu bentuk pesta demokrasi yang membuat tahun itu betul-betul terasa tahun politiknya," ungkap Aryos yang juga Akademisi FISIP Unsyiah itu.

Pembelajaran dari kondisi perpolitikan di Aceh tahun ini menurutnya, bagaimana ruang-ruang komunikasi itu harus lebih terbuka ke depan.

"Ruang komunikasi itu harus menjadi kunci untuk menyatukan seluruh elit politik membangun Aceh menjadi lebih baik dalam sektor pembangunan maupun bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi Aceh secara komperhensif. Dan itu dirasakan secara riil oleh masyarakat Aceh," ujarnya.

Kondisi keamanan di Aceh tahun 2020 meningkat, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya kasus narkoba dari 1.647 kasus (2019) menjadi 1.543 kasus narkoba saja sepanjang tahun 2020 dan dapat diselesaikan sebagaimana laporan Polda Aceh.

"Semoga Aceh semakin kondusif di tahun mendatang," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda