Selasa, 04 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / Pemuda Asal Simeulue Tewas Dianiaya di Area Masjid Sibolga, Keluarga Minta Keadilan

Pemuda Asal Simeulue Tewas Dianiaya di Area Masjid Sibolga, Keluarga Minta Keadilan

Senin, 03 November 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Seorang pemuda asal Kabupaten Simeulue, Aceh, bernama Arjun, yang meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan sekelompok pemuda di kawasan Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Sabtu (1/11/2025) dini hari. Tangkapan layar media dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Seorang pemuda asal Kabupaten Simeulue, Aceh, bernama Arjun, yang meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan sekelompok pemuda di kawasan Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Sabtu (1/11/2025) dini hari.

Korban yang diketahui berasal dari Desa Bunga, Kecamatan Salang, itu dikabarkan bermalam di masjid lantaran masa sewa tempat tinggalnya telah berakhir. 

Arjun memilih menumpang tidur di rumah ibadah tersebut untuk sementara waktu, setelah sebelumnya meminta izin kepada warga sekitar.

Namun, ketenangan malam itu berubah menjadi tragedi. Menurut penuturan paman korban, Nata Safandi, sekitar pukul 04.00 WIB menjelang waktu Subuh, seorang pemuda menegur Arjun, yang kemudian berujung pada adu mulut hingga berakhir dengan kekerasan.

“Setelah ditegur, pelaku memanggil beberapa rekannya dan bersama-sama melakukan pemukulan hingga Arjun tidak sadarkan diri,” ujar Nata Safandi, Minggu (2/11).

Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar di sekitar lokasi, tampak sekitar enam orang diduga terlibat dalam aksi penganiayaan brutal itu. Setelah memukuli korban, para pelaku bahkan terlihat menyeret tubuh Arjun keluar dari area masjid, meninggalkannya dalam kondisi tak berdaya.

Keluarga besar korban yang menerima kabar duka itu langsung berangkat ke Sibolga untuk menjemput jenazah. Mereka mengaku sangat terpukul dan meminta kepolisian mengusut kasus ini secara serius.

“Kami berharap polisi mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi almarhum. Ini bukan sekadar soal kehilangan, tapi soal kemanusiaan,” tegas Nata.

Sementara itu, informasi sementara yang diterima keluarga menyebutkan bahwa beberapa pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian setempat. Namun, satu orang lainnya masih dalam proses pengejaran.

Tragedi ini memicu gelombang kecaman dari masyarakat Aceh di berbagai daerah. Banyak yang menilai tindakan kekerasan di lingkungan rumah ibadah merupakan perbuatan keji yang melukai nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman.

“Dimanapun seseorang berasal, apalagi dia hanya menumpang tidur di masjid, seharusnya diperlakukan dengan baik, bukan malah dianiaya. Ini mencoreng nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman,” kata Zainal kepada media dialeksis.com, Senin, 3 November 2025.

Ia menyampaikan belasungkawa dan menyerukan agar aparat hukum bertindak tegas tanpa pandang bulu.

“Kita sangat berduka dan juga marah. Semoga para pelaku dihukum seberat-beratnya agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujarnya.

"Kita berharap tragedi ini menjadi pelajaran agar setiap orang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, apalagi di tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan suci bagi siapa pun," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI