Pemilu Ajang Adu Gagasan, Bukan Saling Menyebarkan Berita Hoaks
Font: Ukuran: - +
LHOKSEUMAWE – Persoalan hoaks atau menyebar berita bohong dan black campaign merupakan masalah krusial dalam Pemilu 2019, sehingga masyarakat diharapkan agar bisa lebih cerdas dalam menerima dan membaca setiap informasi.
Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada, Rabu (20/2) saat memberikan materi di Universitas Malikussaleh mengatakan, isu hoaks yang paling dominan disebarkan adalah, tentang persoalan agama, tenaga kerja asing, anti Tiongkok dan PKI.
"Masalah hoaks itu merupakan masalah yang paling krusial saat ini, coba bayangkan saja banyak sekali informasi yang tidak benar beredar dengan luas dan kalau kita tidak teliti dalam mencernanya, maka bisa bahaya," ujar Aryos.
Aryos menambahkan, informasi itu disebarkan baik dalam bentuk berita hoax atau "berita iklan", yang menyerang syaraf kecemasan, membuat rasa jijik, dan ketakutan, sehingga melalui penggunaan gadget bisa mempengaruhi persepsi dan emosi publik.
Persoalan krusial lainnya dalam Pemilu 2019 yaitu, penyelenggara pemilu yang tidak independen, lembaga sipil yang melemah dan menguatnya kelompok-kelompok politik, serta ekonomi nasional yang memburuk dan melahirkan kepanikan.
"Saat ini harus kita akui bahwa, harmoni sosial menjadi terganggu dan politisasi agama masih terus berlangsung. Seharusnya dengan adanya pemilu ini merupakan sebagai ajang untuk mengadu gagasan, bukan malah untuk saling menyebarkan berita hoaks," tutur Aryos Nivada.
- Masyarakat Kuta Blang Samadua Minta Pemkab Fungsikan Puskesmas Kemukiman Sedar
- Keputusan Bupati Aceh Barat Tentang DIP Terbit, Dinas Kominfo Aceh Beri Apresiasi Dinas Kominfo Aceh Barat
- Napi LP Takengon Kabur, Kemenkumham Aceh: Tingkatkan Kewaspadaan Dan Pengamanan.
- Rutan Takengon dibobol, 11 Napi Kabur