kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Perlu Data Masyarakat Dalam Intervensi Harga Pasar

Pemerintah Perlu Data Masyarakat Dalam Intervensi Harga Pasar

Minggu, 12 Desember 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh (UNIMAL, Dr. Damanhur Abbas, Lc, Ma. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sejahtera yang kini dimaksud bisa diartikan dalam banyak hal. Namun konsep ‘Kesejahteraan Pasar Dalam Ekonomi Mikro Islam' dijelaskan oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh (UNIMAL), Ustad. Dr. Damanhur Abbas, Lc, Ma bahwa perlu melihat dan memperlajari lebih detail lagi.

“Kalau seandainya kita melihat lebih detail lagi, maka kita perlu mempelajari lagi beberapa hal yang terlibat dalam unsur pasar,” ucapnya saat sedang menjadi narasumber di RRI Pro Satu Lhokseumawe, Sabtu (11/12/2021).

Dirinya mengatakan, ada satu komponen yang tak bisa terlepas dari unsur pasar. “Jika berbicara tentang pasar secara islami yaitu konsumen, dan konsumen ini dia mempunyai kekuatan yang dikategorikan dengan beberapa kekuatan, yaitu pertama sekali kekuatan Super Marginal yang dimana konsumen tersebut mampu membeli produk diatas harga rata-rata,” ujarnya.

Kemudian, Kedua, Golongan Sub-Marginal, Dr. Damanhur menjelaskan, kelompok atau golongan yang hanya mampu membeli dibawah harga pasar.

“Nah, pada kategori ini, inilah yang menjadi tugas pemerintah yang dimana harus bisa menilai pada taraf kehidupan masyarakat kota itu mampu membeli produk tersebut,” sebutnya.

Maka karena itu, kata Dr. Damanhur, kita sangat memerlukan bit-data. “Kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang pokok tersebut, sehingga harga yang ditawarkan dipasar itu tidak melebihi harga diatas rata-rata, dan pengelompokan inilah yang selalu saya katakan kepada pemerintah untuk mempunyai data warga/masyarakat kita (Lhokseumawe),” kata Dr. Damanhur.

Lanjutnya, dengan begitu, kata Dr. Damanhur, pemerintah bisa memberikan/intervensi harga pasar yang layak ditetapkan untuk warga kota atau masyarakat setempat. “Dan sebenarnya hal-hal seperti ini tidak terjadi, jadi timbul pertanyaan besar ‘Yang punya sejahtera itu siapa?’,” kata Dr. Damanhur.

“Jangan hanya kita menceritakan sejahtera saja, apalagi pada taraf hari ini, yang sejahtera misalnya itulah ‘Tokenya’ bukan para penjualnya, ini sebenarnya yang harusnya dilakukan sebuah perubahan, kalau seandainya kita pergi ke pasar, pedagang dipasar sejahtera, petaninya sejahtera, jangan sampai sejahtera itu hanya nama atau istilah saja yang tidak pernah kita temukan di kehidupan sehari-hari,” tukasnya.

Ada sebuah konsep didalam Islam didalam mewujudkan kesejahteraan tersebut, Dr Damanhur menjelaskan, ‘Hanya Allah Yang menetapkan Harga’. “Inikan agak bingung ya, bagaimana peran Allah dapat menetapkan harga, ternyata Abu Yusuf menerjemahkan yang ‘Hanya Allah Yang Menetapkan Harga’ itu adalah ‘Keimanan’.

“Contoh gampang, misalkan kita tanam cabe, berapa biaya yang sudah kita habiskan, misalkan Rp 5 Juta, masa panen misalnya harganya Rp 20 Ribu terus berkembang menjadi Rp25-30 Ribu, begitu kita sudah kembali modal, kita tidak lagi menjual mahal, walaupun sebenarnya kebutuhan pasar itu membesar. Kenapa? Karena kita memiliki nilai keimanan untuk memudahkan rumah tangga orang, maka kita memurahkan harga cabai tersebut,” jelasnya.

“Dari segi ekonomi kapitalis, ini sudah sesuatu hal yang salah, sudah rugi, namun karena kita sudah mendapatkan keuntungan, maka ini kita jadikan sebuah sedekah kita kepada masyarakat, bayangkan berapa banyak masyarakat yang membeli cabe dengan mengucapkan ‘Bismillah’, itu pahalanya luar biasa sekali, inilah yang disebut dengan salah satu mewujudkan kesejahteraan pasar didalam Islam, kalau kita mengedepankan nilai-nilai spiritual, maka hal itu tidak akan pernah terjadi,” tambahnya.

Dr. Damanhur menyampaikan, Pertama sekali dalam mewujudkan ini semua, yaitu komitmen. “Terhadap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul, bukan semata-mata mencari rezeki itu hanya mencari uang, harta, tapi ada yang namanya pesan-pesan agama, yaitu apa? Yaitu saling membantu,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda