Rabu, 23 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Buatkan Sekolah Rakyat di Tiga Wilayah di Aceh, Ini Respon Kadinsos Muslem

Pemerintah Buatkan Sekolah Rakyat di Tiga Wilayah di Aceh, Ini Respon Kadinsos Muslem

Selasa, 22 April 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd menegaskan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat di tiga wilayah tersebut sejalan dengan visi pengentasan kemiskinan ekstrem yang menjadi prioritas Aceh. [Foto: Humas Dinsos Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) segera merealisasikan pembangunan Sekolah Rakyat (SR) berbasis boarding school di 280 kabupaten/kota di Indonesia pada 2025. Tiga wilayah di Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Barat, Kota Subulussalam, dan Kabupaten Aceh Singkil, masuk dalam daftar prioritas program yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan, inisiatif SR merupakan respons atas usulan 280 pemerintah kabupaten/kota yang mengidentifikasi kebutuhan pendidikan terpadu untuk masyarakat di daerah kantong kemiskinan ekstrem. 

“Sekolah Rakyat dirancang sebagai solusi holistik, menggabungkan pendidikan formal dengan pelatihan keterampilan hidup. Konsep boarding school dipilih agar peserta didik dapat fokus belajar tanpa terbebani biaya sehari-hari,” ujar Gus Yusuf, sapaan akrab menteri beberapa hari lalu.

Pemerintah Aceh menyambut positif program tersebut. Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd, Kepala Dinas Sosial Aceh, menegaskan bahwa pembangunan SR di tiga wilayah tersebut sejalan dengan visi pengentasan kemiskinan ekstrem yang menjadi prioritas Aceh. 

“Lokasi SR sengaja dipilih di daerah dengan angka kemiskinan tertinggi. Melalui pendekatan boarding school, peserta tidak hanya mendapat pendidikan, tetapi juga akses layanan kesehatan, nutrisi, dan pendampingan psikososial,” paparnya saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (22/4/2025).

Menurut Muslem, kurikulum SR akan terintegrasi dengan program pelatihan vokasional berbasis potensi lokal, seperti pertanian, perikanan, dan kerajinan. 

“Ini bentuk sinergi antara kebijakan pusat dan program unggulan Aceh, seperti Aceh Carong dan Aceh Meuadab. Kami yakin SR dapat menjadi katalisator peningkatan indeks pembangunan manusia di wilayah tertinggal,” tambahnya.

SR di Aceh Barat, Subulussalam, dan Aceh Singkil akan dibangun dengan fasilitas lengkap, termasuk asrama, perpustakaan, serta ruang praktik keterampilan. Pemerintah pusat dan daerah juga menyiapkan skema beasiswa penuh untuk menjangkau kelompok rentan, termasuk anak yatim dan keluarga prasejahtera.

Gus Yusuf menambahkan, keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi multipihak. “Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan dunia usaha untuk memastikan keberlanjutan SR. Targetnya, lulusan SR tidak hanya berpendidikan, tetapi juga mandiri secara ekonomi,” tegasnya.

Program SR menuai apresiasi dari pegiat pendidikan sekaligus Dosen FKIP Universitas Syiah Kuala. Herman RN, S.Pd., M.Pd.,berharap SR dapat mengurangi angka putus sekolah di daerah terpencil. “Selama ini, banyak anak di pedalaman Aceh kesulitan akses ke sekolah menengah. Dengan konsep asrama, harapannya mereka bisa tetap belajar tanpa terkendala jarak,” ujarnya.

Namun, sejumlah pihak mengingatkan pentingnya transparansi dalam alokasi anggaran dan pengawasan kualitas pengajaran. 

“Pemerintah harus memastikan dana terserap tepat sasaran dan tenaga pendidik di SR memenuhi standar kompetensi,” kata Herman RN, tengga pendidik Universitas Syiah Kuala.

“Jika terealisasi sesuai target, SR di tiga kabupaten/kota Aceh tersebut akan menjadi pilot project untuk perluasan ke wilayah lain. Program ini diharapkan tidak hanya memutus mata rantai kemiskinan, tetapi juga melahirkan generasi terampil yang siap bersaing di era digital,” tutup pria pecinta seni dan kebudayaan. [arn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar