kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Aceh Gelar Deklarasi Damai dan Tabligh Akbar

Pemerintah Aceh Gelar Deklarasi Damai dan Tabligh Akbar

Senin, 28 Oktober 2019 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Diskominsa Aceh

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91, Pemerintah Aceh menggelar Tabligh Akbar dan Deklarasi Damai. Tujuannya untuk memberi ruang bagi anak-anak muda Aceh untuk berperan lebih maksimal dan tampil di garis depan, supaya segala tindakan yang berpotensi mengusik perdamaian ini dapat dihentikan bersama. Dengan demikian, Anak-anak muda Aceh dapat berperan sebagai motor bagi penguatan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan semangat berkemajuan yang diperkuat tidak hanya di kalangan pemuda saja, tapi juga berkemajuan di bidang perdamaian. Oleh karena itu, peringatan sumpah pemuda kali ini, sebut Nova, diwarnai dengan tabligh akbar serta deklarasi untuk Penguatan Semangat Damai di Aceh.

Deklarasi ini bukan berarti bahwa perdamaian Aceh yang telah berlangsung selama 14 tahun ini mengalami gangguan. Tapi lebih bertujuan untuk mendorong agar perdamaian ini terus diperkuat, dijaga dan dirawat sehingga program-program pembangunan semakin meningkat.

Menurut Nova, semua tentu setuju bahwa tidak mungkin ada pembangunan yang sukses tanpa diikuti suasana damai di masyarakat.

"Suasana damai inilah yang perlu kita perkuat melalui deklarasi dan tabligh akbar ini. Mudah-mudahan semangat ini mendorong kita untuk memperkuat kerjasama dalam menciptakan suasana tentram di masyarakat, sehingga pembangunan berjalan lancar di semua daerah", sebut Nova di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Senin (28/10/2019).

Untuk memperkuat perdamaian ini, peran ulama dan tokoh masyarakat tentu sangat dibutuhkan. Tapi dari semua elemen itu, peran pemuda sangatlah dominan, sebab pemuda adalah motor bagi terciptanya perubahan sosial di masyarakat. Hal ini tidaklah berlebihan, karena di dalam perspektif sejarah di semua negara, pemuda selalu menunjukkan peran besar dalam menciptakan perubahan.

"Karena itu tidak salah jika suara pemuda kerap diasumsikan sebagai suara rakyat, sehingga ada pepatah mengatakan 'mengingkari peran pemuda dalam pembangunan, berarti mengingkari keberadaan negeri ini'," katanya.

Jika menarik masalah itu dalam konteks Aceh, terlihat jelas betapa pemuda banyak sekali menciptakan sejarah dalam peradaban di daerah ini. "Lihat saja bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa, seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Cut Meutia, dan ribuan pahlawan Aceh lainnya yang memulai perjuangan mereka sejak usia muda," pungkas Nova.

Semangat pahlawan bangsa itulah, imbuh Nova, yang diharapkan dapat dilanjutkan para pemuda Aceh saat ini. Tentu saja tidak lagi dalam konteks melawan penjajah, tetapi dalam konteks memerangi kebodohan, kemiskinan, pelanggaran hukum, radikalisme, serta berbagai prilaku yang tidak sesuai moral bangsa.

"Tidak kalah pentingnya, kita juga perlu berperang melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang semakin mengkhawatirkan di daerah ini," ujarnya.

Perang melawan semua kejahatan ini adalah inti dari semangat untuk memperkuat perdamaian Aceh. Pemuda adalah motornya. Apalagi di era revolusi industri 4.0 ini, segala sesuatunya berbasis kepada teknologi informasi. Mayoritas hanya anak-anak muda yang lebih dekat dengan teknologi ini. Karena itu wajar jika tahun 2019 ini merupakan momen kebangkitan pemuda dalam pembangunan.

Nova mencontohkan, bagaimana Presiden Joko Widodo memberi ruang selebar-lebarnya kepada anak-anak muda untuk duduk di dalam Kabinet Indonesia Maju. Bahkan ada yang usia 35 tahun memimpin sebuah kementerian yang sangat bergengsi. Ini pertanda bahwa saatnya anak muda memimpin perubahaan di negeri ini. Anak-anak muda Aceh juga tidak boleh ketinggalan.

"Untuk itu, pada kesempatan ini, saya mengajak semua anak-anak muda Aceh untuk menjauhi segala perilaku yang tidak bermanfaat. Jangan pernah bersentuhan dengan pelanggaran hukum, tingkatkan kompetensi, dan aktiflah menjadi penyebar mangat damai di masyarakat," tegasnya.

Sementara untuk para orang tua, Nova mengimbau agar terus membimbing anak–anak muda sehingga dapat menciptakan karya-karya terbaik bagi bangsa dan masyarakat. "Dengan menguatnya perdamaian Aceh, kita berharap anak-anak muda Aceh siap membawa perubahan lebih baik di daerah kita ini," tutupnya. (wn/ri)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda