Pemda Aceh Tengah Fasilitasi Gadis Gayo di China Kembali Ke Takengon
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Takengon - Gadis Gayo yang menuntut ilmu di China, pada Zhejiang Normal University, jurusan Comparative Education, akan kembali ke tanah kelahiranya Takengon, sehubungan dengan kacaunya situasi di negeri tirai bambu ini.
Pemda Aceh Tengah akan menanggung semua biaya kepulangan gadis yang menuntut ilmu di negeri China ini. Fiqhi Nahdiah, sejak September 2019 sudah menetap di sana. Dia merencanakan pada 1 Pebruari ini akan terbang dari kota Jinhua-Hangzhou, transit di Kuala Lumpur, menuju Medan Sumatra Utara.
"Kamu jangan panik, jaga kesehatan. Segala biaya kepulanganmu ke Takengon dan kembalinya kamu ke China untuk menuntut ilmu akan kami tanggulangi. Salah seorang temanmu, Tika, sudah kembali ke Takengon dan sudah bertemu dengan saya," sebut Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar yang menghubungi Fiqhi melalui selular.
Dalam dialog itu terdengar suara lembut Fiqhi yang mengucapkan terima kasih atas perhatian Pemda Aceh Tengah dalam mempasilitasi kepulanganya ke Takengon dan kembali membiayai keberangkatanya ke negeri China bila situasi di sana sudah membaik.
"Ini kewajiban kita sebagai pemerintah dalam memperhatikan anak anak kita yang menuntut ilmu di luar, kebetulan saat sekarang ini kondisi di sana sedang tidak baik. Kita akan tanggulangi biaya kepulanganya dan kembalinya nanti ke China," sebut Shabela menjawab Dialeksis.com via selular, Rabu (29/1/2020).
Fiqhi Nahdiah merupakan anak dari Mahmud Riyadi, salah seorang PNS dalam dunia pendidikan di Aceh Tengah. Dia menuntut ilmu di kota Zhejiang yang jauh dari Wuhan. Menurutnya perjalanan ke Wuhan dari kotanya membutuhkan waktu selama 7 jam.
Dalam dialognya dengan bupati, Fiqhi jauh jauh hari sudah menyetok makanan dimana makanan itu masih cukup. Dia mengakui masih dibaluti perasaan takut dengan kondisi di China.
"Enggak usah takut, dari nada suaramu nampaknya fisikmu bagus, namun kamu harus tetap jaga kesehatan. Enggak perlu takut. Kami doakan kamu selamat sampai ke Takengon, dan setibanya di sini kita jumpa," sebut Shabela menguatkan semangat Fiqhi yang masih berada di China.
Fiqhi menjawab pertanyaan bupati menjelaskan, dia sengaja memilih rute penerbangan yang tidak lagi transit di Beijing. Dia memiliah kawasan transit bukan di China atau Hongkong, untuk itu dia memilih Kuala Lumpur, baru dari Kuala Lumpur menuju Kuala Namu, Medan.
Sementara seorang pelajar lainya yang menuntut ilmu di China, merupakan anak seorang pengusaha kopi ternama Rahmah Ketiara. Gadis ini, Tiara Bambang Ginanti sudah masuk semester lima menuntut ilmu kedokteran di Nanjing Universiti China.
"Alhamdulilah kebetulan Tiara sudah dua pekan di Takengon. Ada acara resepsi pernikahan keluarga, makanya dia kembali ke Takengon. Dia merupakan alumnus Siswa Turki di Banda Aceh. Kemudian melanjutkan pendidikan di China," sebut Rahmah Ketiara, orang tua Tiara, menjawab Dialeksis.com via selular, Rabu (29/1/2020).
Menurut Rahmah, anaknya kembali ke Takengon untuk menghadiri acara keluarga dan direncanakan akan kembali ke Nanjing pada 24 Pebruari nanti. Namun melihat kondisi di tempat kuliahnya belum normal, Rahmah mengurungkan niat anaknya untuk kembali ke sana, sembari menunggu keadaan normal.
"Tiara sudah bertemu dengan Bapak Bupati Aceh Tengah, Shabela. Dia sudah menjelaskan sekilas keadaan di sana. Tiara keluar dari China ketika kasus corona belum mencuat, kebetulan ada acara pesta pernikahan di sini," sebut Rahmah.
Ada dua gadis Gayo yang menuntut ilmu di China. Fiqhi Nahdiah dan Tiara Bambang Ginanti. Satu diantaranya sudah dua pekan di Takengon, dan satu lagi direncanakan 1 Pebruari ini akan menuju Kuala Namu Medan, menuju Takengon. (Baga)