DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PT PEMA) Perseroda, Mawardi Nur, mengatakan komitmen perusahaan daerah untuk membangun ekosistem investasi yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui pengembangan sektor-sektor strategis.
Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Executive pada Aceh Economic Development Forum 2025, yang digelar pada Kamis (27/11/2025) di The Pade Hotel, Banda Aceh.
Forum ekonomi ini dihadiri oleh jajaran pemerintah pusat dan daerah, pimpinan lembaga usaha, akademisi, pelaku industri, investor hingga generasi muda Aceh dari berbagai bidang. Acara ini mengangkat tema Mempersiapkan Fondasi Pembangunan Ekonomi Aceh Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045.
Mawardi mengatakan bahwa anak muda Aceh saat ini telah menunjukkan kesadaran dan kesiapan untuk terlibat dalam pembangunan ekonomi daerah.
“Rasa senang kami, kami dari muda-mudi Aceh sudah membentuk dan membangun ekosistem investasi yang bermanfaat. Para anak muda kini terlibat langsung dalam proyek berkualitas dan mengembangkan sektor-sektor potensial di Aceh untuk mendukung visi pembangunan jangka panjang,” ujarnya.
Menurutnya, forum ini menjadi momentum memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadirkan inovasi dan transformasi pembangunan ekonomi Aceh yang lebih adaptif dan berbasis keberlanjutan.
Mawardi mengakui bahwa selama bertahun-tahun Aceh terjebak dalam ketergantungan terhadap sektor migas. Karena itu, PEMA kini secara serius memperluas bisnis ke sektor strategis lainnya seperti komoditas unggulan, perdagangan lintas wilayah, dan pemanfaatan kawasan industri.
“Selama ini mungkin fokus kita di sektor Migas. Ke depan, PEMA sudah menyadarkan bisnisnya dan hadir di berbagai sektor, seperti komoditas unggulan. Kita tahu Aceh memiliki kekayaan luar biasa: dari hasil perkebunan, pertanian, agroindustri, hingga komoditas seperti kopi dan pala yang sudah mendunia," ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa Kopi Gayo dan Pala Aceh kini telah dikenal sebagai produk premium di pasar internasional, dan PEMA siap menjadi uptaker hasil produksi lokal melalui kerja sama dengan BUMG dan pelaku industri daerah.
“Banyak hasil produksi Aceh yang tidak dinikmati secara optimal oleh masyarakat karena teknologi dan pasar dikuasai pihak luar. Dengan hadirnya PEMA, kita ingin memastikan pengolahan berbasis energi, knowledge, dan teknologi bisa dilakukan oleh putra-putri Aceh sendiri,” tegas Mawardi.
PEMA juga sedang menyiapkan kerangka Business Corridor dan Trading Zone melalui pemanfaatan kawasan strategis yang akan difungsikan sebagai pusat logistik dan perdagangan.
“Melalui forum ini kita menyusun model bisnis yang mampu mematahkan berbagai hambatan ekonomi dan meningkatkan efisiensi lintas sektor. Koridor bisnis yang kita siapkan akan menjadi katalis pertumbuhan dan membuat investasi Aceh jauh lebih terarah dan kompetitif,” ungkapnya.
Pendekatan pembangunan ekonomi ini tidak hanya mengejar angka pertumbuhan tetapi memastikan distribusi manfaat yang nyata.
Dalam kesempatan yang sama, Mawardi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendorong transformasi ekonomi Aceh melalui kolaborasi terbuka.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Peran akademisi, media, pelaku industri, dan investor sangat penting. PEMA membuka ruang bagi semua yang memiliki gagasan, visi, dan kepedulian untuk membangun Aceh," tambahnya.
Ia menegaskan forum ini bukan sekadar wacana, tetapi akan ditindaklanjuti dengan business matching, kesepakatan kerja sama, dan rencana aksi yang konkret.
Mawardi juga menyinggung kondisi ekonomi global dan kebutuhan integrasi solusi berbasis kompetensi dan teknologi lokal.
“Aceh menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional, namun dengan potensi besar dan dukungan berbagai pihak, kita yakin Aceh mampu menjadi daerah yang kompetitif secara nasional dan global," ujarnya.
Ia menyampaikan apresiasi atas tambahan alokasi dana Otsus dari pemerintah pusat dan komitmen untuk memanfaatkan sumber daya Aceh menjadi sumber Penerimaan Negara dan daerah yang produktif.
Mawardi menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang memungkinkan terselenggaranya forum ini.
“Semoga diskusi hari ini menghasilkan gagasan yang dapat diwujudkan menjadi aksi nyata menuju Aceh yang eksklusif dan berdaya saing global. Mari bersama membangun Aceh dan meningkatkan GDP Aceh di masa mendatang," tutupnya. [nh]