kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Peluang Pasar Online Bagi UMKM di Aceh Saat Pandemi, Butuh Komitmen Pemerintah

Peluang Pasar Online Bagi UMKM di Aceh Saat Pandemi, Butuh Komitmen Pemerintah

Selasa, 27 Oktober 2020 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni

Programmer sekaligus Founder Gumugu, Aslan. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah terus mendorong masyarakat, utamanya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk beralih dari pasar tradisional ke pasar online di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Menanggapi hal itu, salah seorang programmer sekaligus Founder Gumugu, Aslan mengatakan, peluang pasar online di Aceh menurutnya sangat besar. Selain penggunaan internet yang besar dan tersedianya Wi-Fi dimana-mana, apalagi selama pandemi ini banyak orang yang lebih suka belanja dari rumah daripada belanja langsung ke pasar saat pandemi.

"Tantangan yang paling besar menurut saya adalah di sistem logistiknya. Bagaimana caranya bisa membangun sistem logistik dari hulu ke hilir yang cepat dan murah dan di support penuh oleh pemerintah sehingga pergerakan barang dari pembelian online ini bisa lebih mudah, murah dan cepat," jelas Aslan saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (27/10/2020).

Aslan berujar, jika ditanya kesiapan UMKM Aceh, dari sisi mental dan produk mungkin sudah siap, namun dari sisi teknis belum terlalu jika dihadapkan pada sistem online-nya, apalagi saat ini banyak aplikasi gratis maupun berbayar yang bisa diakses tapi masih banyak yang belum menggunakannya.

"Kebanyakan di awal sudah takut jika harus berbayar/berlangganan. Begitulah yang kita lihat dari beberapa teman yang menjalankan UMKM saat ini di Aceh," jelasnya.

"Intinya saat ini belum siap karena memang belum ada trigger untuk memulai. Jika pemerintah komitmen, mungkin para pelaku UMKM akan berusaha untuk siap dan akan mau belajar karena disupport moril dan materil berupa teknologi secara gratis oleh pemerintah Aceh," tambahnya.

Founder Gumugu itu berujar, bicara pasar online erat kaitannya dengan supply chain management (manajemen rantai pasok). Selain harus tersedia platform jualannya dan juga penjualnya, harus ada pula sistem logistik atau pengiriman dan juga manajemen harga, sehingga tidak ada yang tumpang tindih atau monopoli.

"Tentu saja pemerintah harus mengambil peran dalam hal tersebut, menyediakan teknologinya atau lebih mudahnya mensupport startup teknologi lokal yang menyediakan layanan tersebut. Bagi pelaku UMKM, tentu saja kualitas menjadi yang utama disusul dengan branding yang lebih baik dan modern serta harga yang lebih terjangkau," jelas Aslan.

"Nantinya transisi dari offline ke online pasti membutuhkan waktu, harapannya pemerintah siap dan berkomitmen untuk terus mensupport UMKM ini dan terus update dan fleksibel terhadap segala kemungkinan yang ada, termasuk perubahan teknologi itu sendiri," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda