Peluang Calon Pimpinan DPRA dari Golkar
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - DPD Golkar Aceh senantiasa mendapatkan kouta pimpinan di DPRA. Partai beringin ini senantiasa mempercayakan orang pilihan menjadi pemimpin. Muncullah nama Sayed Puad Zakaria, Sulaiman Abda, yang dikenal piawai.
Kali ini siapa akan dijagokan Golkar untuk mengisi pimpinan DPRA. Partai Golkar sudah menetapkan lima calon pimpinan DPRA. Kelima nama itu akan disampaikan ke DPP Golkar, untuk menentukan siapa yang memiliki nilai "terbaik", sesuai kriteria partai.
"Benar kita sudah mengadakan rapat dan sudah memutuskan lima nama yang akan diajukan ke DPP Golkar, untuk dinilai dan ditetapkan sebagai pimpinan DPRA," sebut Syukri Rahmat, sekretaris DPD I Golkar Aceh, menjawab Dialeksis.com, Jumat (2/8/2019) via selular.
Syukri Rahmat membenarkan lima nama yang sudah ditetapkan DPD I Golkar. Kelima nama itu; Hendra Budian, Ali Basrah,Teuku Raja Keumangan, Nurlela dan Nur Aini Maida.
Rapat yang langsung dipimpin TM Nurlif, ketua Partai Golkar Aceh, turut juga dihadiri ketua dewan pertimbangan dewan penasehat Lukman CM dan Azhari Basyah. Sementara dari unsur DPP dihadiri Ahmad Doli Kurnia dan Wendi.
Kelima nama itu akan dikirimkan ke DPP Partai Golkar untuk diberikan penilaian siapa yang tepat dan memenuhi persyaratan untuk menjadi pimpinan DPR Aceh dari Golkar.
Ketua dewan pimpinan Partai Golkar Pusat, Andi Sinulingga yang diminta keterangan oleh Dialeksis, secera terpisah menjelaskan, ada lima persyaratan untuk menjadi pimpinan sesuai dengan kriteria yang ada dalam organisasi.
"Ada lima persyaratan. Apakah calon yang diusulkan itu memenuhi lima kriteria. Ada urutan penilaianya. Berapa saja persyaratanya yang terpenuhi, nanti ada tim penilai secara obyektif, sehingga skor nilai itu menjadi keputusan DPP," sebut Andi Sinulingga.
Lima persyaratan itu; pertama harus sarjana. Pengurus harian partai, ketiga memperoleh suara terbanyak.Tidak pernah di partai lain, serta imcumben.
Bila kelima persyaratan itu terpenuhi, katakanlah semuanya memenuhi syarat, baru tim menilai prestasi dan loyalitas, dedikasi dan perbuatan tidak tercela. Di Golkar istilahnya PDLT, sebut Andi.
Tim penilai untuk menentukan siapa yang akan diputuskan sebagai pimpinan DPR, sebut Andi, juga sudah ditetapkan dalam organisasi. Mereka adalah bidang organisasi kepartaian, Pemenangan Pemilu serta Korwil.
Semuanya akan diberikan penilaian sesuai kriteria yang lima, yang sudah ditetapkan Partai. Nilainya juga nantinya akan objektif, jelasnya.
Dialeksis.com, sempat menanyakan salah seorang dari lima nama yang diusulkan Golkar Aceh sebagai Calon pimpinan DPRA. Menjawab Dialeksis via selular,Teuku Raja Kumangan, semula enggan memberikan tanggapan dan menyarankan agar persoalan itu ditanyakan langsung pada pimpinan.
Namun ketika ditanya apakah Teuku Raja Keumangan akan siap, bila Partai Golkar mempercayakanya sebagai pimpinan di DPRA? " Sebagai kader partai harus siap dengan perintah partai. Walau itu menjadi tantangan besar, harus siap," sebutnya.
Apakah mampu menyalurkan aspirasi konstituen? "Insya Allah kita mampu, sesuai dengan kemampuan kita," sebut T Kumangan, singkat.
Banyak pihak yang menaruh harapan, agar Partai Golkar mempercayakan kepada manusia berkualitas di DPRA, sehingga mampu memberikan angin segar terdahap perkembangan pembangunan Aceh.
Diantara harapan itu, Mukhrijal, S.IP, M.IP, Dosen FSIP Unsyiah, memberikan penilaian terhadap Golkar. Mukhrijal menjawab Dialeksis.com secara terpisah menjelaskan, menganalisa kekuatan politik dan melihat peluang partai Golkar sebagai partai besar yang mengirimkan kadernya ke DPRA Aceh, merupakan langkah yang patut diapreasi sebagai partai yang selalu mengirim perwakilannya untuk mewakili rakyat Aceh.
"Representatif politk partai Golkar tidak diragukan lagi dalam membawa perubahan perpolitikan di Aceh. Dukungan politik tidak hanya berkiprah lokal tapi juga nasional, sehingga memudahkan partai Golkar dalam melakukan komunikasi politik untuk membawa perubahan bagi pembangunan di Aceh," sebutnya.
Jelas, secara politik partai golkar tidak diragukan lagi untuk mewakili pimpinan Di DPRA. Tahun 2019, partai Golkar sudah melahirkan 5 nama untuk calon pimpinan. Kelima nama itu; Teuku Raja Keumangan, Ali Basrah, Hendra Budian, Nurlela dan Nur Aini Maida, bukanlah sosok asing bagi perpolitikan di Aceh.
"Mereka adalah orang orang yang berpengaruh di daerahnya dan juga sudah lama dalam dunia politik. Oleh karena itu ada beberapa point penting untuk dipertimbangkan secara kekuasan politik, ulas Mukhrijal.
Pertama, partai Golkar merupakan partai besar yang secara perpolitikan tidak diragukan lagi, baik tingkat lokal maupun nasional. Kedua Partai golkar sudah memiliki loyalitas pemilih dan pemilih tetap sehingga kekuatan politiknya kuat secara akar rumput.
Point ketiga menurut Mukhrijal, Partai Golkar selama ini selalu mengirim kadernya untuk mengisi pos politik atau kursi pimpinan. Golkar merekrut kader- kader yang potensial, sehingga secara komunikasi politik mereka dapat melakukan dialog politik secara elit dan masyarakat.
Kelima menurutnya, Partai Golkar merupakan partai yang secara akar rumput tidak bisa diragukan lagi, karena partai ini merupakan wajah perpolitik bangsa Indonesia.
Sementara itu Nasrul Rizal, Peneliti Jaringan Survey Inisiatif ( JSI), memberikan penilaian terhadap lima kandidat yang diusulkan Golkar Aceh.
"Bila kita ikuti perkembangan, dan ditambah dengan sejumlah kriteria yang ditetapkan partai dalam menentukan pimpinan di DPRA, menurut kami ada dua nama yang tepat. Pertama Ali Basrah dan Teuku Raja Keumangan," sebut Nasrul Rizal. (baga)