kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Peluang Baru Ekraf, Disbudpar Aceh Tingkatkan Skill 30 Voive Over

Peluang Baru Ekraf, Disbudpar Aceh Tingkatkan Skill 30 Voive Over

Sabtu, 09 Desember 2023 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh melalui Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK), Ismail saat membuka workshop voice over Aceh bagi pelaku ekonomi kreatif di Hotel Rasamala, Jumat (8/12/2023). [Foto: dok. Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Profesi pengisi suara atau voice over (VO) dalam sektor pariwisata mampu memberikan peluang baru bagi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) dan juga bisa meningkatkan perekonomian.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh melalui Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK), Ismail saat membuka workshop voice over Aceh bagi pelaku ekonomi kreatif di Hotel Rasamala, Jumat (8/12/2023).

Peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang ini terdiri dari pelaku ekonomi kreatif sektor film, animasi, video, televisi dan radio.

“Kegiatan ini lebih ke upgrading kepada teman-teman voice over supaya bisa naik level ke jenjang nasional. Voice over ini banyak manfaatnya, misalnya bisa menjadi talent pada pengisian suara baik di film pendek ataupun iklan,” ujarnya.

Ia berharap ilmu yang didapat dari workshop ini dapat dimaksimalkan untuk menunjang perekonomian para pelaku ekonomi kreatif di Aceh.

“Kita mengundang tiga narasumber sebagai creative director dan voice director yaitu ibu Tisaa Julianti, Ian Saybani dan Agus Hariyadi dan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh, Faisal,” sebutnya.

Sementara Ketua KPI Aceh Faisal menyebutkan voice over merupakan salah satu bidang untuk memperkuat ekonomi kreatif pada sub sektor film, musik, video dan radio nerta televisi.

Faisal menuturkan, kegiatan voice over ini dapat melatih, mengembangkan dan belajar voice akting, intonasi, memberikan nyawa kepada naskah ke dalam dramanya.

Faisal menyarankan kepada kepada teman-teman voice over Aceh untuk membuat karya sehingga bisa menghasilkan value, kemudian bagaimana bisa laku di industri nasional melalui berbagai platform.

“Apa yang dilakukan teman-teman voice over Aceh selama ini sudah bagus, kemudian mereka juga sudah sering melakukan meeting secara bulanan untuk mengembangkan dan melatih voice talent-nya,” sebutnya. [DBP]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda