kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pelaku Usaha Dukung Penataan Krueng Aceh, Tapi Jangan Rugikan Pekerja

Pelaku Usaha Dukung Penataan Krueng Aceh, Tapi Jangan Rugikan Pekerja

Senin, 17 Agustus 2020 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah membentuk tim terpadu penataan kawasan kanal banjir Krueng Aceh melalui Keputusan Gubernur Aceh nomor 362/1337/2020.

Dalam keputusannya, Plt Gubernur Aceh membentuk tim terpadu yang melibatkan unsur SKPA, Pemerintah Kota Banda Aceh, Aceh Besar, unsur kecamatan dan TNI-Polri.

Dalam keputusan di SK tersebut, pada poin (c) Tim Pelaksana Pemeliharaan Rutin Kanal Banjir, melaksanakan pembersihan semak, pembersihan tanaman liar, pembersihan sampah serta pembersihan gulma air dan bangunan air. Memelihara dan memotong rumput pada permukaan lereng, tanggul dan bantaran. Melaksanakan pencabutan atau pemotongan pohon tanaman keras. Melaksanakan pembongkaran bangunan bekerjasama dengan Tim Sosialisasi dan Tim Pengamanan.

Merespon hal tersebut, dialeksis.com mencoba mewawancarai salah seorang pengelola usaha Ngoh Ya Kupi, Zuhelmi yang berjualan diseputaran Krueng Aceh. Ia mengaku saat ini Ngoh Ya kupi memiliki 172 karyawan yang mengadu rezeki ditempatnya.

"Disini kita ada 172 yang mempunyai kepentingan untuk mencari rezeki disini. Mulai dari yang buat kue, pekerja harian, dan para karyawan juga," kata Zuhelmi saat ditemui dialeksis.com di warkop Ngohya, Aceh Besar, Minggu (16/8/2020).

Zulhelmi mengatakan, dirinya selaku pengelola usaha yang mengais pundi-pundi rupiah di sepuran Krueng Aceh mengaku mendukung dengan rencana penataan Krueng Aceh demi meminimalisir terjadinya luapan banjir dari sungai itu.

"Kalau dilihat dari kepentingan semua inikan pohon besar yang menyangkut di sungai kan bagus dibersihkan. Supaya pas terjadi hujan lebat, sungai tidak tersumbat dan tidak terjadi banjir," katanya.

Namun, meskipun ia mendukung rencana penataan Krueng Aceh yang dikeluarkan oleh Pemprof, ia berharap dari penataan tersebut jangan sampai merugikan masyarakat yang mengadu nasib di seputaran sungai Krueng Raya.

Lanjut Zulhelmi, daerah pantaran sungai Krueng Raya ramai masyarakat yang mencari nafkah disana.

"Kalau kita cek ada sekitaran 5000 orang lebih kurang, yang mencari nafkah diseputaran sungai. Banyak orang yang bergantung disini. Kita mintapun ke pemerintah belum sanggup mereka menfasilitasi pekerjaan mereka semua," ungkapnya.

Ia mempertanyakan, jika nanti penataan Krueng Aceh ini berlanjut tak terpaksa pelaku usaha yang berjualan diseputaran sungai di relokasi, para pekerja disana harus ke mana.

"Ini kita lihat apa kepentingannya. Kalau memang nggak penting kali buat apa dilakukan, menghabiskan anggaran saja. Sekarang anggaran itu lebih penting untuk penanganan Covid-19," pungkasnya.(IDW)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda