Para Petani Atsiri Bentuk Asosiasi PATTRA
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Para petani atsiri membentuk Asosiasi Petani Atsiri Sejahtera (PATTRA). Asosiasi ini bertujuan menjadi wadah petani atsiri berkumpul dan berdiskusi demi peningkatan kesejahteraan petani.
Pembentukan asosiasi ini dilaksanakan beriringan dengan buka puasa bersama para petani atsiri di salah satu rumah makan di Banda Aceh, Sabtu (1/6/2019).
Ketua PATTRA Muntazar ST mengatakan, begitu banyak potensi atsiri dari berbagai petani di seluruh Indonesia sehingga perlu adanya sebuah wadah yang berisikan para petani di bidang atsiri.
PATTRA diharapkan menjadi wadah perkumpulan untuk berdiskusi, bertukar pendapat bahkan saling belajar satu sama lain.
"Selama ini beberapa kendala dihadapi oleh petani atsiri khususnya di Aceh, masalahnya yakni keberlanjutan produk, kualitas, akses pasar dan sumber permodalan," lanjutnya.
PATTRA diharapkan turut menjadi wadah perjuangan bagi petani atsiri di Indonesia sehingga memiliki posisi dan daya tawar lebih kuat dalam industri essential oil baik di dalam maupun luar negeri.
Kemudian, asosiasi ini juga diharapkan mampu menjadi motor penggerak petani atsiri di Indonesia yakni berkaitan dengan serangkaian tindakan komprehensif yang harus diambil untuk memastikan minyak atsiri dan produk turunannya terjamin.
"Selanjutnya, melalui persatuan ini kita berharap bisa menembus pasar baik dalam negeri dan luar negeri juga berharap dukungan dari para stakeholder di Aceh baik dalam hal permodalan maupun capacity building," ungkapnya.
Ia menambahkan, minyak atsiri (essential oil ) merupakan hasil ekstraksi dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat bagi manusia baik itu sebagai aromaterapi, relaksasi, bahan baku medis, penyedap makanan dan berbagai manfaat lain dalam bentuk cairan atau minyak.
"Karna kaya akan manfaat minyak atsiri menjadi salah satu primadona dalam dunia perdagangan baik itu ke dalam maupun luar negeri," paparnya.
Indonesia, khususnya Aceh menjadi salah satu pemasok minyak atsiri dunia dengan kualitas di atas rata-rata. Hasil perkebunan dari petani atsiri di Aceh yang menjadi incaran berbagai jenis industri di antaranya minyak serai wangi, nilam, pala, cengkeh, dan berbagai minyak atsiri unggulan lainnya.
Deklarasi PATTRA juga dihadiri oleh Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh Husaini Ismail. Ia mengatakan wadah ini sangat bermanfaat bagi para petani atsiri untuk saling memperkuat kerjasama dalam rangka peningkatan mutu produk dan kesejahteraan.
Saat ini ACT Aceh mengelola lahan wakaf yang diproduktifkan melalui penanaman sere wangi di Calang, Aceh Jaya.
"Hasil dari produksi minyak lahan sereh wangi yang kami kelola diperuntukkan sebagai dana operasi Dayah Al-Anshar, Calang," pungkasnya.
Ia berharap, ke depan para petani atsiri dapat bersaing pada skala nasional hingga global. (j)