Para Guru, Ini Metode Belajar yang Tepat Saat Pandemi Menurut Prof Djufri
Font: Ukuran: - +
Dekan FKIP Unsyiah, Prof Djufri. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejak diberlakukannya sekolah daring dari rumah pada Maret lalu, keluhan metode belajar antara guru dan siswa mulai jadi polemik. Pasalnya tidak semua daerah memiliki akses internet.
Selain itu, sebagian guru masih menerapkan metode soal/tugas yang monoton kepada siswa di tengah pandemi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Djufri mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini, para guru dituntut untuk kreatif dengan segala keterbatasan yang ada.
"Pertama, tidak semua daerah memiliki akses internet. Saya kira ada banyak metode belajar lainnya, tanpa harus terpaku pada teknologi. Guru-guru sudah tahu itu," kata Dekan FKIP Unsyiah, Prof Djufri saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (7/5/2020).
"Kedua, kalau pun posisinya di kota, guru-guru harus tetap kreatif dalam memberikan metode belajar yang tepat kepada siswa. Tidak boleh bergantung pada online dan pemberian soal yang terkesan monoton. Saya tidak setuju itu," tambahnya.
Prof Djufri menawarkan, di tengah pandemi ini guru harus mengungkap sisi-sisi kehidupan di sekitar para yang siswa, untuk dijadikan sebuah pengamatan, namun berbasis cerita mini dan berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
"Misal, siswa melakukan projek mini dengan mengamati alam seperti air di rumah. Atau mengamati pasar ikan. Kemudian hal itu dituliskan dalam sebuah cerita mini. Mengalir saja. Pasti banyak itu yang keluar dari pikiran anak-anak," jelas Dekan FKIP Unsyiah itu.
Prof Djufri menambahkan, projek mini seperti akan lebih menarik. Selain memicu krativitas siswa, mereka juga tidak merasa terbeban karena cukup menceritakan apa yang mereka lihat.
"Dan untuk evaluasi, kita dapat melihat kualitas para siswa dari apa yang mereka tuliskan nantinya. Hal ini akan membuka pikiran siswa, ketimbang terpaku pada internet, buku paket dan sederet soal," jelasnya.
Selanjutnya, Prof Djufri juga menekankan perlunya membangun komitmen dan kontrol dari Kepala Dinas Pendidikan ke Kepala Sekolah, hingga ke guru di masing-masing daerah.
"Saran saya, ada reward and punishment di sana. Guru yang aktif kalau bisa diberi semacam penghargaan dan guru yang tidak ada aktif kalau bisa diskor saja. Jangan dibiarkan lose control," ungkap Prof Djufri.
Kemudian, Dekan FKIP Unsyiah itu juga berharap adanya interaksi komunikasi yang baik antara pihak yang terlibat di tiap wilayah seperti guru, kepala desa dan camat untuk saling berkoordinasi mengenai jalannya pendidikan di masa pandemi ini.
"Kita berharap semoga Allah Swt segera mengangkat wabah ini dan yang terpenting, para guru sebagai garda terdepan dalam pendidikan harus tetap kreatif, inovatif, serta menjaga protokol kesehatan, sebagai acuan di tengah pademi Covid-19 ini," tutup Prof Djufri. (sm)