Pamer Produk Mustahik Binaan, BMA Raih Penghargaan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) memperoleh penghargaan sebagai stan terbaik III pada ajang Aceh UMKM Expo 2019. Penghargaan tersebut diterima langsung Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Rahmad Raden pada penutupan Aceh UMKM Expo 2019, Selasa (26/11/2019) malam.
"Alhamdulillah penghargaan ini berkat kerja keras para amil dan relawan Baitul Mal Aceh yang selama ini yang telah membina dan mendampingi para mustahik kita melalui program ZIS produktif sehingga banyak di antara mustahik yang sudah beralih menjadi muzaki," kata Rahmad.
Pada pameran yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Aceh sejak 22 – 26 November 2019 tersebut, Baitul Mal Aceh memamerkan berbagai produk mustahik binaan selama ini. Ada sekitar 50 macam jenis produk mustahik yang dipamerkan dan dijual di stan Baitul Mal Aceh yang dibagi dalam beberapa sektor seperti: pertanian, industri rumah tangga, Pertukangan, dan kerajinan lainnya.
Untuk sektor pertanian, barang yang dipamerkan berupa sayur-sayuran dan tumbuhan yang dapat dijual ke pasar, untuk industri rumah tangga dipamerkan, yaitu kue bhoi, keukarah, gula aren dan beberapa jenis kue lainnya yang sudah dikemas lengkap dengan label.
Sedangkan untuk sektor kerajinan, produk yang dipamerakan berupa seprai, bantal, jilbab, berbagai aneka kerajinan lainnya. Terakhir sektor pertukangan, Baitul Mal Aceh juga memamerkan kurungan ayam dan penangkap tikus yang dibuat dari jerjak besi.
Rahmad menyebutkan, program bantuan modal usaha untuk Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM) sudah digulirkan sejak 2006 dengan sistem qardhul hasan (pinjaman tanpa bunga). Dari 864 mustahik UMKM aktif yang dibiayai usahanya, 145 orang di antaranya sudah mandiri secara ekonomi.
"Rata-rata dari 145 tersebut ada yang sudah memiliki penghasilan di atas nisab zakat, itu artinya mereka sudah bertransformasi dari mustahik menjadi muzaki, inilah harapan kita sebenarnya dari pengelolaan zakat secara produktif dan kolektif," ungkap mantan kepala biro humas dan protokoler tersebut.
Rahmad menambahkan, untuk program ini Baitul Mal Aceh telah menggelontorkan dana sebesar Rp4 miliar lebih. Mustahik yang dibantu rata-rata mendapatkan pinjaman modal usaha mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta setiap mustahik. Jenis usaha yang telah dibina di sektor pertanian, perdagangan, homemade, dan jasa.
Ia berharap dengan dana zakat dan infak yang diamanahkan melalui Baitul Mal Aceh selama ini dapat lebih banyak lagi menyejahterakan masyarakan miskin, sehingga cita-cita Aceh Hebat yang ingin menurunkan angka kemiskinan cepat terwujud.