PAKAR Nilai Dispora Aceh Tak Kompetitif Pilih Anggota Paskibra
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
[Foto: dok Wasatha]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada momentum peringatan 17 Agustus adalah satu prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi kaum muda.
Tidak sembarang pemuda dan pemudi Indonesia yang dapat terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam peringatan Hari Kemerdekaan Tanah Air. Ada pengalaman dan rasa spesial tersendiri mendapat kesempatan sebagai anggota Paskibraka.
Paskibra bukan hanya mengajarkan ketangkasan baris berbaris, tetapi merupakan sarana latihan kedispilinan sikap mental, perilaku fisik serta semangat dan kekompakan.
Anggota Paskibraka berasal dari siswa jenjang SMA/SMK di seluruh Indonesia. Calon anggota Paskibraka harus melalui seleksi dari tingkat sekolah hingga nasional.
Namun, ada satu hal yang kurang mengenakan pandangan publik ketika ada anak-anak yang tidak diberikan kesempatan untuk tampil di hari peringatan kemerdekaan tanah air.
Kepada Dialeksis.com, Direktur Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR), Muhammad Khaidir mengungkapkan bahwa selama ini ada anak-anak yang telah mengikuti seleksi Paskibraka Nasional tidak lulus, tetapi mereka tidak diberi kesempatan tampil di tingkat provinsi.
"Seharusnya jika mereka tidak lulus ke nasional, maka seharusnya mereka dipilih untuk tampil ke provinsi bukan malah dipulangkan ke daerah. Tapi faktanya selama ini hanya anak-anak di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar saja yang dipilih," ujarnya kepada Dialeksis.com, Kamis (18/5/2023).
Sambungnya, sungguh sangat disayangkan tidak pernah diberikan kesempatan kepada anak-anak lain dari 23 kabupaten kota se Aceh. Selama ini terkesan hanya anak-anak yang dekat dengan Ibukota provinsi saja dipilih.
Khaidir mengungkapkan, pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini yakni Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh.
Untuk itu, ia berharap kedepan Dispora Aceh lebih baik lagi dalam bekerja dan memberikan kesempatan kepada putra-putri dari daerah untuk ikut menjadi pengibar bendera di level provinsi.
Menurutnya, jika alasan pemerintah karena kekurangan anggaran untuk membawa perwakilan daerah ke provinsi tidak masuk akal, karena sempat terdengar dana untuk seleksi Paskibra ini capai miliaran rupiah.
"Sebab anggaran besar, masak tidak bisa menampung perwakilan putra putri dari kabupaten kota untuk bertugas di provinsi sebagai pengibar," imbuhnya.