Sumber : cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kelompok negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutunya berencana meningkatkan produksi minyak, setelah pulihnya permintaan minyak mentah akibat pandemi Covid-19. OPEC yang terdiri dari 23 negara telah menerapkan pemotongan produksi yang signifikan untuk mendukung harga setelah sempat anjlok akibat pandemi. Meski demikian, sejak awal Mei negara-negara OPEC mulai meningkatkan produksinya karena harga dan situasi kesehatan di negara maju mulai pulih. Pulihnya perekonomian sejumlah negara maju berdampak pada perbaikan permintaan minyak mentah.

Dilansir dari AFP, berdasarkan peta jalan produksi anggota OPEC, ada peningkatan pada Mei dan Juli hingga 1,2 juta barel per hari (bph). Negara anggota OPEC mengadakan pertemuan pada Selasa, untuk membahas kemungkinan peningkatan produksi ini diperpanjang hingga Agustus.

"OPEC+ saat ini berada dalam situasi yang sangat menguntungkan," kata Eugen Weinberg dari Commerzbank, dikutip dari AFP, Selasa (01/06/2021).

Rusia telah mendorong peningkatan produksi yang lebih cepat, tetapi Arab Saudi jauh lebih hati-hati dalam peningkatan produksi mengingat lonjakan infeksi Covid-19 di beberapa negara Asia.

"Seperti biasa, titik nyala utama kemungkinan adalah ketegangan antara Rusia dan Arab Saudi," kata Matthew Weller, Kepala Riset Pasar Global di FOREX.com.

Weller menilai Rusia tidak diragukan lagi akan mendorong peningkatan produksi yang lebih cepat, sementara Arab Saudi diperkirakan memilih jalur yang lebih konservatif.

Pasalnya, pasar juga telah terguncang akibat gelombang ketiga kasus di India yang menjadi konsumen minyak mentah terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan China.

Beberapa negara Asia lainnya juga mulai meningkatkan berbagai pembatasan aktivitas karena kenaikan kasus Covid-19. Hal ini membuat permintaan minyak kembali menurun. Meski demikian, OPEC tetap optimistis dan memproyeksikan permintaan minyak di 2021 mencapai 96,5 juta barel per hari.

Para analis pun memperkirakan pasar akan cukup ketat pada bulan Agustus untuk permintaan yang diperkirakan mulai melebihi pasokan. Hal ini telah tercermin dalam pergerakan harga minyak mentah baru-baru ini, yang telah naik kembali ke level sebelum pandemi.

(wia)