Nyatakan Tolak Kenaikan Harga BBM, Refan Sebut Alasan Pemerintah Sulit Diterima
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Mantan Gubernur Fakultas Ekonomi Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Sigli, Refan. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Pidie - Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah pusat dinilai tidak tepat untuk saat ini.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh mantan Gubernur Fakultas Ekonomi Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Sigli, Refan.
Refan menilai wacana kenaikan harga BBM bersubsidi hanya akan mempersulit perekonomian warga. Mengingat pertumbuhan ekonomi belum pulih seutuhnya pasca diterjang Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Refan mulai mewanti-wanti bahwa kenaikan harga BBM ini hanya akan membenani masyarakat.
“Sangat disayangkan. Seharusnya pemerintah menggunakan hati nurani dalam mengambil keputusan,” ujar Refan kepada reporter Dialeksis.com, Pidie, Minggu (28/8/2022)
Di samping itu, Refan juga menyoroti ihwal kenaikan harga BBM bersubsidi ini bakal berdampak pada melambungnya inflasi. Ia menduga, usai harga BBM dinaikkan maka sektor dari harga barang-barang pokok di pasaran akan sulit dijangkau warga.
Di sisi lain, Refan mengaku tak sanggup menerima dengan akal sehat alasan dari pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM bersubsidi dikarenakan selama ini telah membebani uang negara.
Padahal, dibalik kacamata Refan, selama ini masih banyak lembaga negara yang tidak produktif serta proyek nasional yang tidak relevan telah menghabiskan uang rakyat tapi malah tidak dianggap sebagai beban negara.
“Kenapa kalau yang mempunyai dampak langsung kepada masyarakat dianggap membebani negara. Sangat aneh rasanya melihat kelakuan para penguasa negeri ini. Kami dengan tegas menolak wacana pemerintah menaikan harga BBM,” tegas Refan.[Akh]