Beranda / Berita / Aceh / Nature Conservation Day: HIMATL dan Sahabat Hijau Bersihkan Kilometer Nol Banda Aceh

Nature Conservation Day: HIMATL dan Sahabat Hijau Bersihkan Kilometer Nol Banda Aceh

Senin, 12 Agustus 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Himpuanan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HIMATL) Uin Ar-Raniry bersama LSM Sahabat Hijau mengadakan aksi bersih lingkungan dengan tema "Nature Conservation Day" di Kilometer Nol Kota Banda Aceh. Dokumen untuk dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan, sekelompok pemuda Aceh yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HIMATL) Uin Ar-Raniry bersama LSM Sahabat Hijau mengadakan aksi bersih lingkungan dengan tema "Nature Conservation Day" di Kilometer Nol Kota Banda Aceh.

Kegiatan yang berhasil mengumpulkan sebanyak 312 kg sampah ini juga dihadiri oleh figur penting dalam gerakan lingkungan, yakni Duta Lingkungan Indonesia 2023, Anindra Habibie, serta Duta Pepelingasih, Bhalt Nasak.

Aksi ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kelestarian alam Aceh yang belakangan ini mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem.

Ketua HimATL, Muhammad Aslam Al Kindy, mengatakan bahwa kegiatan ini lahir dari rasa prihatin yang mendalam terhadap kondisi alam Aceh saat ini.

"Beberapa hari yang lalu, kita semua merasakan bagaimana teriknya matahari yang mencapai suhu hingga 37 derajat Celsius. Ini adalah alarm bagi kita semua bahwa alam sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan upaya nyata untuk memulihkan kondisi alam Aceh," ujar Aslam kepada Dialeksis.com, Minggu 11 Agustus 2024.

Kegiatan yang melibatkan siswa dari berbagai sekolah di Banda Aceh ini dikemas dalam bentuk aksi tanam pohon, diskusi lingkungan, serta bersih Pantai Gampong Jawa.

 Aslam berharap, melalui kegiatan ini, bisa memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada para siswa tentang pentingnya menjaga alam. 

"Kita ingin membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan, yang nantinya bisa menjadi aktivis-aktivis lingkungan di Aceh. Mereka adalah harapan masa depan untuk kelangsungan alam kita," tambahnya.

Aslam juga menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, masalah lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi tanggung jawab semua elemen masyarakat. 

"Jika tidak ada kesadaran kolektif, maka upaya kita dalam menjaga alam akan sia-sia. Karenanya, kami mengajak semua pihak, mulai dari individu, komunitas, hingga pemerintah, untuk bersinergi demi lingkungan yang lebih baik," jelasnya.

Sementara itu, Ketua panitia acara, Muhammad Fabyan Akbar, menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari rasa prihatin yang mendalam terhadap kondisi alam Aceh yang semakin memburuk.

"Tanggapan dari saya, kegiatan yang dilaksanakan ini murni keprihatinan dari pemuda melihat kondisi alam Aceh. Kita tidak bisa hanya berdiam diri sementara lingkungan kita semakin rusak," ujar Fabyan.

Ia juga menyoroti bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan lingkungan, tetapi juga untuk memberikan edukasi dan contoh yang baik kepada masyarakat, terutama menjelang hajatan nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan berlangsung di Aceh. 

"Kedepan akan ada hajatan nasional yaitu PON. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan akan memberikan contoh yang baik dan edukasi bagi masyarakat yang melihat kegiatan ini bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab setiap individu," tambahnya.

Kegiatan ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 312 kg yang terdiri dari berbagai jenis, mulai dari plastik, kertas, hingga sampah elektronik. 

Hasil pengumpulan sampah ini kemudian akan dikelola lebih lanjut oleh pihak terkait untuk didaur ulang atau dimusnahkan sesuai dengan standar pengelolaan sampah yang baik.

Fabyan berharap akan banyak lagi orang yang tergerak untuk berkolaborasi dalam menyelamatkan lingkungan Aceh. Ini adalah tanggung jawab bersama. 

"Jika kita tidak mulai sekarang, maka dampaknya akan semakin parah di masa depan," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

kip
riset-JSI
Komentar Anda