Nasir Djamil Harap Pemerintah Aceh Jadikan Dayah Sebagai 'Pague Gampong'
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
[Facebook Pribadi]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Forum Bersama (Forbes) DPR-RI/DPD RI asal Aceh, M Nasir Djamil mengatakan Ulama, Pesantren dan Santri merupakan bagian dari perjuangan. Ia mengatakan, kalau pun tidak ada santri dan alim ulama di sebuah negeri, tidak mungkin sebuah negeri itu bisa berdiri tegak dan kokoh.
"Meunye pun hana Santri dan Ulama, pane na teudeng nanggroe (kalau pun tidak ada Santri dan Ulama, tidak mungkin kokoh sebuah negeri)," kata Nasir Djamil saat berkunjung ke Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Dayah Budi Ihyaussunnah, Langsa, sebagaimana dikutip Dialeksis.com dari akun Facebook pribadi Nasir Djamil, Kamis (25/2/2021).
Ia melanjutkan, untuk ke depan Aceh harus mengonkretkan pesantren sebagai ‘pague’ (pagar) bagi kampung. Dengan adanya dayah sebagai pagar di kampung-kampung, insyaAllah, kata dia, masyarakatnya akan jadi baik.
Apalagi, sambung dia, masyarakat yang berada di perkotaan saat ini juga kebanyakan berasal dari perkampungan.
"Dari gampong mandum tanyoe, aneuk-aneuk geutanyoe. Nyan pih, yang kuliah u Banda Aceh atau u kota, aneuk-aneuk gampong mandum (kita berasal dari kampung semua, anak-anak kita. Malahan yang berkuliah di Banda Aceh atau ke perkotaan lainnya juga anak-anak kampung semua)," jelas dia.
Ia berharap supaya bisa berintegrasi semua, baik yang berada di perkotaan maupun yang di kampung-kampung.
"Jadi, terintegrasi dia, sehingga dayah-dayah ini dipastikan bisa menjaga gampong-gampong," kata dia.
Ia juga mengharapkan peran anak-anak muda dalam membuat program. Sehingga, di samping mesjid, musala atau meunasah, pesantren bisa juga jadi pusat aktivitas masyarakat.
Dari postingannya itu, Nasir menuliskan agar ke depan Pemerintah Aceh mau memerhatikan, memberdayakan, dan mengintegrasikan dayah-dayah dalam program pemerintah sebagai 'pague gampong' (pagar kampung) dalam menjawab berbagai isu dan dinamika sosial di masyarakat seperti darurat narkoba, pergaulan bebas, dan akidah yang menyesatkan.