Beranda / Berita / Aceh / Muslim Ayub: Pemaksaan Vaksinasi Adalah Kejahatan Kemanusiaan

Muslim Ayub: Pemaksaan Vaksinasi Adalah Kejahatan Kemanusiaan

Senin, 05 Juli 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Politisi PAN dan mantan anggota DPR RI Muslim Ayub. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh -  Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan vaksinasi Covid-19. Hal ini pun mendapat tanggapan dari mantan anggota Komi Muslim Ayub

Muslim menjelaskan, WHO sebagai organisasi dunia bidang kesehatan melarang vaksinasi dilakukan secara paksaan, apalagi ancaman. Pemerintah tidak boleh membuat kebijakan menjadikan vaksinasi sebagai persyaratan, seperti bepergian naik pesawat, naik kereta api.

"Kalau ada manusia yang tidak mau divaksin bagaimana? Dengan ketentuan ini berarti pemerintah memaksakan kita harus divaksin. Kalau tidak, bagaimana kita berpergian dan lain sebagainya," ucap Muslim, Senin (5/7/2021).

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengatakan, Tidak ada satu negara pun di dunia ini boleh melakukan program penyuntikan vaksinasi, bahkan dalam situasi emergensi sekalipun dengan paksaan atau ancaman kepada rakyatnya.

Menurut Muslim, sejak WHO berdiri tahun 1958, vaksinasi itu program sukarela bukan program pemaksaan dan penghukuman.

"Tugas pemerintah adalah menyediakan berbagai pilihan vaksin terbaik dan memberikan edukasi komprehensif. Bukan mengancam, apalagi menjatuhkan hukuman kepada rakyatnya," tegas Muslim.

Saat ini yang menjadi persoalan, lanjut Muslim, rakyat tidak percaya dengan vaksin yang direkomendasikan oleh Pemerintah. Rakyat butuh pilihan vaksin Lain dan juga rakyat sangat bangga apabila vaksin dibuat oleh anak bangsa sendiri yang kita yakini kehalalannya.

"Kita sangat tau kalau banyak anak bangsa yang mampu membuat vaksin lebih baik dari yang ada sekarang dan sesuai dengan karateristik lokal Indonesia," tutur Muslim.

Muslim juga menyampaikan bahwa Indonesia telah punya laboratorium vaksin, pabrik vaksin dan para ilmuwan hebat yang sudah puluhan tahun memproduksi vaksin. Bahkan Indonesia telah mengekspor ke negara-negara lain.

"Para ilmuwan tersebut sudah mempresentasikan dihadapan yang terhormat anggota DPR-RI, telah menyatakan kesanggupannya untuk membuat vaksin Indonesia, asalkan mendapatkan dukungan dari pemerintah. Para ilmuan tersebut memperkirakan pada tahun 2021, vaksin tersebut mampu diproduksi massal," jelasnya.

"Pertanyaannya mengapa vaksin lokal belum mendapat dukungan yang layak dari Pemerintah?. Saya yakin jika Indonesia menyediakan vaksinnya sendiri dan edukasi diberikan utuh pada masyarakat tanpa perlu dipaksa-paksa, masyarakat sendiri yang akan berbondong-bondong meminta vaksin secara sukarela," sebut Muslim Ayub.

Seharusnya Pemerintah, Presiden, Menteri Kesehatan dan lainnya, tukas Muslim Ayub, lebih peka terhadap kejadian ini.

"Yang jadi pertanyaan Saya, kenapa Vaksin Merah Putih tidak didukung oleh pemerintah atau disegerakan untuk jadi. Ada apa ini?" tanyanya heran.

Muslim Ayub menegaskan bahwa ia tidak Anti-Vaksin, tapi ia tidak akan pernah mau disuntik, selain dari vaksin dan virus asli Indonesia. Vaksin yang dibuat oleh bangsa Indonesia sendiri yang saya yakini kebenarannya, pungkas Muslim. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda