kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Musim Hujan, Ruas Jalan Lintas Gayo Rawan Longsor

Musim Hujan, Ruas Jalan Lintas Gayo Rawan Longsor

Sabtu, 07 Maret 2020 15:21 WIB

Font: Ukuran: - +

Inilah keadaan jalan negara karena tidak ada drainase. matrial menumpuk di badan jalan, keadaan jalan di Paya Tumpi, Takengon, Jumat (6/3/2020) sore. (foto/dok)

DIALEKSIS.COM| Takengon- Aceh Tengah dan Bener Meriah, serta Gayo Lues dan Aceh Tengara, merupakan kawasan yang menjadi langganan longsor di musim penghujan. Jalan dengan tanjakan dan penurunan curam, kerap amblas dan tertimbun.

Banyak titik longsor dan jalan yang amblas, sehingga mengharuskan pengguna jalan untuk ekstra hati hati. Apalagi ruas jalan disana dibangun, ada sisi gunung yang dilakukan pengerukan. Bekas pengerukan itu tidak diturap, sehingga saat penghujan tanahnya amblas.

Jalan negara ini kerap mengundang maut. Mulai dari Biruen (kawasan Cot Panglima, sampai ke Rikit Gaib, Gayo Lues) ancaman longsor dan badan jalan amblas sudah menjadi berita biasa di musim penghujan.

Ancaman kerusakan jalan negara ini semakin parah, ketika dilaksanakan pelebaran dan pembangunan jalan,tanpa diiringi dengan drainase. Dampaknya, saat hujan, air meluap melarikan matrial. Menutupi badan jalan dan membuat “parit” baru untuk dilalui benda cair ini.

Seperti terjadi di kawasan Paya Tumpi, Takengon, Jumat sore (06/03/2020), saat kawasan hamparan kopi ini diguyur hujan. Matrial dari pembuatan jalan tanpa drainase ini, bukan hanya menutupi badan jalan sehingga menyulitkan pengendara, khususnya sepeda motor.

Namun, air yang mengalir ini membuat parit sendiri, sehingga mengancam sejumlah titik badan jalan dan tanah untuk amblas. Pembangunan jalan tanpa drainase di ruas jalan negara ini mendapat kritikan dari berbagai pihak, namun tetap saja pembangunanya dilanjutkan, tanpa ada drainase di ruas jalan Lintas Gayo ini.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di empat kabupaten ini harus senantiasa stand by, untuk bergerak cepat membersihkan rintangan di ruas jalan negara yang menjadi kebutuhan vital sarana transportasi.

Ketika musim penghujan pihak BPBD di empat kabupaten ini harus bekerja ekstra. Karena badan jalan yang tertimpun longsor dan amblas, bukan hanya terjadi di satu titik, ada kalanya dalam satu kabupaten belasan titik yang harus dibersihkan.

“Memang keadaan badan jalan kita seperti ini, disela sela gunung, berada ditangah labil, diantara sungai, sehingga rawan musibah. Semua tantangan itu mengharuskan petugas BPBD harus ekstra kerja keras saat musim penghujan,” sebut Bupati Bener Meriah, Tgk. Syarkawi, menjawab Dialeksis.com, Sabtu (07/03/2020) via selular.

“Untuk Aceh Tengah, selain ruas jalan di Teririt- Bukit, Pendakian Bur Lintang Isaq, kawasan jalan Bintang hingga ke Ise Ise menuju Blang Kejeren, juga rawan longsor,” jelas Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, menjawab Dialeksis.com.

Demikian dengan Gayo Lues, mulai dari pendakian Ise Ise yang terkenal dengan kelokan dalam pendakian, sampai ke Rikit Gaib juga merupakan kawasan rawan bencana. Selanjutnya Blang Kejeren sampai ke Kuta Cane, juga beberapa titik jalan yang dikenal sebagai daerah longsor.

Bukan hanya ruas jalan negara di kabupaten dalam pelukan gunung ini yang rawan musibah. Namun jalan provinsi, kabupaten, juga senantiasa menjadi ruas jalan yang senantiasa bermasalah, sering putus dan tertimbun longsor. (baga)


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda