Beranda / Berita / Aceh / Musda IV KAHMI Aceh, Syaifullah Muhammad: Aceh Perlu Pemimpin Cerdas, Berintegritas dan Berani

Musda IV KAHMI Aceh, Syaifullah Muhammad: Aceh Perlu Pemimpin Cerdas, Berintegritas dan Berani

Minggu, 05 Februari 2023 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Untuk menghadapi tantangan pembangunan daerah yang semakin berat, Aceh memerlukan pemimpin yang cerdas, berani, berintegritas dan mampu mensinergikan tim kerja untuk peningkatan indikator-indikator pembangunan. 

Hal ini disampaikan oleh Presidium Korp Alumni HMI (KAHMI) Aceh, Dr. Syaifullah Muhammad saat memberi sambutan dan membuka Musyawarah Daerah (Musda) IV KAHMI Banda Aceh, Ahad, (5/2/2023) di Aula Dinas Koperasi dan UKM Aceh.

Dalam sambutannya Syaifullah mengatakan, KAHMI penting mengambil peran membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Dengan kekayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki KAHMI harus menjadi sumber insani pembangunan, memberi masukan dan peringatan kepada pemerintah. 

"KAHMI harus berani menyampaikan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Agar arah pembangunan dan anggaran yang demikian besar bisa benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” kata Syaifullah.

Syaifullah mdenyebutkan, pertumbuhan ekonomi Aceh yang 2,79% jaur di bawah nasional rata-rata nasional 5,72%. 

Pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan hanya 4-5%, berbanding rata-rata Sumatera 20%. 

Artinya aktivitas industri pengolahan sangat-sangat rendah di Aceh. Hampir semua produk Aceh berbentuk komoditas tanpa proses pengengolahan, sehingga tidak ada nilai tambah untuk mendongkrak pendapatan masyarakat. 

"Tidak heran jika kemudian angka kemiskinan Aceh relatif tinggi sekitar 14,64% berbanding nasional yang 9,57%,” katanya. 

Selanjutnya menurut Syaifullah, beberapa faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, sosial budaya serta penguasaan teknologi dan inovasi.

"Aceh tidak kurang orang pintar. Tapi pintar saja tidak cukup. Kepintaran harus sinergi dan menjadi energi gerak perubahan. Kita tidak perlu superman, yang kita butuhkan adalah super team yang mampu bekerja efektif dan efisien," kata Syaifullah.

"Gubernur harus mampu menjadi hub, sekaligus penggerak agar semua dinas sinergi dengan sumber daya dan program masing-masing. Program yang dilaksanakan harus berdampak langsung pada indikator pembangunan seperti penurunan kemiskinan dan lain-lain," lanjut Syaifullah.

"Harus ada strategi yang tepat, komitmen, dan keberanian serta kecepatan dalam melakukan terobosan. Sehingga kemiskinan tidak terkesan sengaja dilanggengkan" jelas Syaifullah lebih lanjut.

"Jangan dengarkan atau tempatkan orang bodoh dalam struktur pelaksana. Kebodohan akan menyebabkan anggaran pembangunan menjadi mubazir dan tidak tepat sasaran. Akibatnya dana habis, rakyat sengsara,” ujar Syaifullah yang juga merupakan Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari Universitas Syiah Kuala.

Lebih lanjut Syaifullah mengharapkan, agar pemerintah menggerakkan industri pengolahan agar Aceh mendapatkan nilai tambah dari proses inovasi teknologi. 

Industri pengolahan akan berdampak langsung pada peningkatan PDB yang berarti berpengaruh besar untuk perrumbuhan ekonomi. 

Dijelaskan lebih lanjut, Aceh dulu hebat dalam industri besar dan strategis seperti Arun, Pupuk Asean, Pabrik Kertas dll di Aceh Utara. Tapi lupa mempersiapkan industri kecil di level masyarakat. Sehingga ketika era Arun berakhir, Acehmengalami kegamangan dan kesulitan dalam menggerakkan industri di level maayarakat.

Kampus USK telah memulai dengan industri pengolahan berbasis minyak nilam dan terbukti mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi. Tapi skalanya masih harus diperbesar agar dampaknya dapat lebih terasa. Diperlukan keterlibatan pihak swasta lebih besar agar skala ekonominya meningkat.

Karena itu, Aceh benar-benar memerlukan pemimpin yang hebat, cerdas, berintegritas, tegas dengan kemampuan membangun sinergisitas sehingga indikator-indikator pembangunan dapat dicapai dalam rentang waktu yang diinginkan. 

Pemimpin yang mampu berkomunikasi serta membangun sinergisitas mulai dari rakyat kecil, dunia usaha hingga pemerintah pusat.

KAHMI sebagai wahdah berhimpun para cendekia harus berperan dalam pembangunan. Paling tidak menjadi penunjuk arah dan pengontrol agar proses pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat tetap berada pada koridor yang tepat. Katakan benar kalau benar, katakan salah kalau salah. Don't say yes when you have to say no.

MUSDA IV KAHMI juga diisi dengan sambutan Muhammad Saleh selaku Koordinator Presidium KAHMI Banda Aceh. Musda akan memilih 5 Koordinator presidium KAHMI Banda Aceh untuk periode 5 tahun mendatang. 

Semnetara itu Muhammad Saleh mengucapkan terima kasih kepada panitia dan anggota KAHMI yang telah berhadir dan berharap Musda ini akan menghasikan keputusan yang berdampak pada penguatan organisasi, distribusi kader dan kontribusi pemikiran untik pembangunan daerah. Saat ini ada 18 Kader KAHMI yang akan bersaing untuk menjadi presidium.

Acara juga dihadiri oleh Azhari Kadiskop UKM Aceh, Tarmizi Anggota DPRA dari Partai Aceh, Prof. Afridar dari USK, Tanwir Mahdi, Sabri Badrudin, Munadir Hamid, dan sejumlah kader HMI lainnya.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda