Beranda / Berita / Aceh / Murid Berprestasi di Bireuen Alami Penyakit Jantung

Murid Berprestasi di Bireuen Alami Penyakit Jantung

Rabu, 27 Maret 2019 23:08 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Bireuen - "Kami sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. Uang yang kami miliki tidak cukup untuk biaya berobat anak kami," ucap Fadhil (53) penuh pilu menceritakan kondisi anaknya, Muhammad Rifqi (11), yang mengalami penyakit jantung iskemik (cronic ischemic heart disease) sejak lahir. Penyakit ini adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

Penyakit jantung iskemik atau dikenal juga dengan penyakit arteri koroner merupakan penyakit di mana jantung mengalami kekurangan zat makanan dan oksigen akibat penyempitan pembuluh darah arteri jantung. Akibatnya, tubuh pasien penderita mudah lelah, sering demam menggigil, kuku tangan dan kaki membiru.

Pada Rabu, 13 Maret 2019, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bireuen – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengunjungi Rifqi di Gampong Ceubrek, Peusangan Selatan, Bireuen, Aceh. Saat itu Rifqi yang ditemani keluarganya tidak banyak bicara. Ayahnya, Fadhil, mengatakan, Rifqi yang kini membutuhkan bantuan sesegera mungkin merupakan murid berprestasi di Sekolah Dasar Negeri Ceubrek. Ia khawatir sekali jika buah hatinya bersama Nurwaida (44) itu mengalami kejadian lebih buruk lagi yang bisa terjadi kapan saja.

"Anak kami yang dulunya rajin ke masjid untuk salat berjamaah dan pergi sekolah, sekarang sudah sering berdiam diri di rumah. Dia tidak boleh kecapekan," ucapnya.

Sebelumnya, Fadhil dan Nurwaida sudah pernah membawa Rifqi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, untuk berobat jalan sekaligus ronsen, dan Rumah Sakit Telaga Bunda Bireuen. Keterbatasan peralatan membuat dokter di dua rumah sakit itu terpaksa merujuknya ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Fasilitas rumah sakit di Ibu Kota Indonesia itu lebih lengkap untuk menangani penyakit seserius yang diidap Rifqi.

Soal biaya, Fadhil mengakui biayanya akan ditanggung BPJS Kesehatan. Tapi soal biaya hidup dan perjalanan ke Ibu Kota Indonesia itu, mereka tidak sanggup memikulnya. Pendapatan mereka sebulan saja cuma Rp500.000 dari Fadhil seorang diri. Tergolong sangat kecil untuk lima anggota keluarga mereka. Kerabatnya pun hanya mampu memberi bantu ala kadarnya. Sedangkan istrinya di rumah saja sembari mengawasi Rifqi yang kesakitan sewaktu-waktu.

Kepala Bidang Program ACT Aceh Laila Khalidah mengatakan, MRI-ACT Aceh berupaya menggalang donasi untuk membantu biaya hidup selama masa pengobatan Rifqi di rumah sakit. Penggalangan donasi ini merupakan program mobile social rescue (MSR) yang dilaksanakan melalui internet. "Nantinya, donasi yang terkumpulkan juga akan digunakan untuk memberdayakan perekonomian keluarga itu," terangnya.

Bagi siapapun yang ingin menyumbang dapat mengakses link Kitabisa.com. Bisa juga dengan menghubungi ACT Aceh di nomor 082283269008 atau mengirimkan donasinya ke rekening Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda