Muhammad Nizar: Warga Buang Sampah Sembarangan, Artinya Tidak Menghormati Alam
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizki
Ketua Prodi Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah, Muhammad Nizar. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Prodi Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah, Muhammad Nizar menyampaikan, sampah adalah tentang perilaku, tanpa tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah sama juga dengan nonsens (omong kosong).
Berita sebelumnya juga sudah diinformasikan bahwa Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) dan Perkumpulan Telapak Teritori Aceh melakukan deteksi kesehatan Krueng Aceh yang hulunya ada di Aceh Besar sedangkan hilirnya ada di Banda Aceh pada Sabtu dan Minggu (28 & 29/5/2022) lalu.
Berdasarkan hasil pengambilan uji kualitas air dan kontaminasi mikroplastik, sampel air diambil di empat lokasi mewakili Segmen Hulu, Segmen Tengah, dan Segmen Hilir.
Muhammad Nizar mengatakan, sampah yang ada di Kota Banda Aceh mengalirnya ke sungai, bagian hulu lebih bersih dari pada hilirnya. Hal ini dikarenakan bagian hulu tidak sebanyak bagian hilir penduduk yang tinggal di sana.
"Penyebabnya bagian hilir berpengaruh pada jumlah penduduknya, masyarakat yang tinggal di sana lebih banyak," ucapnya dalam diskusi "Mikroplastik Ancam Krueng Aceh", Jumat (3/6/2022).
Hasil survei membuktikan, 75% masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah, jarang mendapatkan sosialisasi, jarang juga masyarakat mengumpulkan botol-botol, dan banyak lainnya.
Ia juga menegaskan, sampah adalah tentang perilaku, artinya kalau masyarakat membuang sampah sembarangan berarti tidak menghargai dan menghormati alam. Kemudian, jangan berharap masyarakat bisa membuang sampah pada tempatnya kalau sosialisasi juga jarang, maka ada banyak faktor yang terjadi saat ini.
"Sampah ini adalah tentang perilaku, masalah sampah bukan hari ini saja tapi puluhan tahun yang lalu sudah terjadi, permasalahannya ini-ini saja," jelasnya lagi.
Lanjutnya, tanpa tindakan masyarakat pengelolaaan sampah nonsens. Karena pada dasarnya semua orang menghasilkan sampah. Asumsinya juga masyarakat menghasilkan sampah 0,7kg/hari/orangnya.
Ada lima faktor yang dapat dilakukan diantaranya faktor kesadaran kesadaran dari komunitas, aspek legal, aspek teknologi, finansial, dan lembaga.
"Akibat dari perbuatan manusia tersebut berpengaruh pada lingkungan dan organisme yang ada di dalamnya," pungkasnya. [AU]