Monitoring Tim SPPPHK USK: Hewan Kurban Sehat, Tak Temukan Gejala PMK
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizki
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan USK, drh Teuku Reza Ferasyi MSc PhD. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) membentuk tim Supervisi Pemeriksaan dan Penyembelihan Hewan Kurban (SPPHK) untuk memeriksa kesehatan hewan kurban. Tim ini melaksanakan tugas monitoring lapangan dari tanggal 7-13 Juni 2022.
Dekan FKH USK, drh Teuku Reza Ferasyi MSc PhD mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan lapangan dan hasilnya semua ternak kurban di lokasi SPPHK dalam kondisi terlihat sehat, baik sebelum disembelih maupun penampakan daging dan produk lainnya setelah disembelih.
"Hanya di sejumlah kecil lokasi ditemukan. Itu pun setelah ternak dibuka bagian dalamnya, terlihatlah cacing paramphistomum pada rumen dan cacing fasciola pada hati sapi," ucap drh Teuku Reza, saat diwawancarai Dialeksis.com, Selasa (12/7/2022).
Namun, jika produk hewan tersebut dibersihkan dengan baik dan dimasak dengan matang pada derajat panas tinggi, maka akan membunuh cacing yang masih ada di dalamnya.
"Saat ini belum ada laporan dari lokasi tim SPPHK terkait ternak yang terinfeksi PMK," tuturnya.
Lanjutnya, bila ditemukan ternak yang akan dikurbankan atau dimiliki peternak memperlihatkan gejala klinis PMK, seperti cairan yang berlebihan keluar dari mulut, luka-luka pada mulut dan lidah, diikuti dengan luka pada celah kuku, dan sulit berjalan, maka ternak tersebut harus diisolasi artinya jangan dikeluarkan dari kandang.
Tidak hanya itu, juga dilakukan penyemprotan cairan pembasmi kuman pada ternak dan sekitar kandang. Peternak juga menjaga diri dan lingkungan kandang dengan biosekuriti yang baik, berganti pakaian bersih setiap keluar masuk kandang.
"Jika hal tersebut terjadi, maka jangan mengunjungi kandang ternak yang masih sehat agar tidak menyebarkan virus ke ternak lain. Diharapkan masyarakat segera melaporkan ke petugas kesehatan hewan untuk dapat ditangani secepatnya hingga ternak pulih kembali," tegas drh Teuku Reza.
Jika pun hewan yang terkena penyakit ingin disembelih, maka bagian-bagian yang luka atau sakit harus dibakar dan dikuburkan.
"Produk daging dapat dikomsumsi jika dimasak dengan panas yang tinggi," pungkasnya. [AU]