Mentan SYL Rayakan Panen Padi di Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
[Foto: Dok.Ditjen Tanaman Pangan Kementan RI]
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo rayakan panen padi di lahan program olah tanah gratis seluas 8.000 hektar, di Gampong Tumbo, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Aceh Besar merupakan salah satu daerah lumbung pangan yang memiliki lahan padi seluas 29.000 hektar, dengan produktivitas mencapai 7,2 ton/ha.
Dalam sambutannya Mentan SYL mengucapkan terimakasih khususnya untuk petugas penyuluh lapangan. “PPL adalah kopasus Kementan, dan saya, Mentan mengucapkan terimakasih,” ujarnya.
Dalam kondisi kesulitan dunia, semua sektor melemah, Mentan SYL yakin Indonesia akan terus bangkit melalui sektor pertanian. Kinerja ekspor pertanian juga terus meningkat, dan menjadi pertanda sektor terbuka untuk masa depan hanya pertanian.
“Aceh memiliki potensi bagus, cuaca bagus, tanah bagus, ini modal Aceh menjadi lumbung pangan dan menuju kesejahteraan masyarakat,” tegas Syahrul.
Menurut Bupati Mawardi, pemerintah daerah telah melakukan upaya maksimal untuk mendorong produksi pangan di Aceh Besar yang memiliki 15 saluran irigasi. Dinas Pertanian bersama Kodam melakukan program pengolahan tanah gratis, dan saat ini telah mulai panen seluas 5000 hektar dan provitas 7,2 ton per hektar.
"Alhamdulillah hasil melimpah dan berhasil. Namun permasalahan hasil pertanian Aceh saat ini hasil produksinya masih dibawa ke Medan, dan setelah dikemas, dijual kembali ke Aceh. Hal ini dikarenakan keterbatasan alsintan RMU," jelasnya.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang ikut hadir menyebut sektor pertanian adalah sektor utama di Aceh. Padi, jagung, ikan dan sayur semua ada di pekarangan, sebutnya. Tahun ini Aceh menargetkan produksi sebesar 12 juta ton GKG.
“Ini dikarenakan tahun 2020 iklim bersahabat, bahkan beberapa hasilnya dipasarkan ke provinsi tetangga,” tutur Nova. Ia berharap hal ini dapat memberikan ketahanan pangan, karenanya Aceh besar membutuhkan dukungan alsintan dari kementan.
Anggota DPR RI Komisi IV Salim Fahri pun mengapresiasi Mentan SYL karena dalam kondisi pandemi saat ini, Mentan masih bisa hadir kelapangan. “Mentan selalu bersama rakyat, hari ini dibuktikan di kesibukannya, saya sangat senang sekali,” ujarnya.
Fahri pun mengaku bangga angka pertumbuhan sektor pertanian terus naik dikala sektor lain turun. Sebagai informasi, PDB pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan-II 2020 (q to q) dan bahkan secara YoY, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19%.
Capaian tersebut ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 9,23 persen. Fahri berharap kementan terus mendukung aceh menjadi lumbung pangan nasional.
Kinerja ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 8,6 persen atau naik menjadi Rp36,5 triliun dibanding periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya Rp32,6 triliun.
Mentan SYL juga meminta masyarakat mengoptimalkan pekarangan. Masyarakat bisa menanam sayur dan cabe yang bisa ditanam setiap saat.
Dalam kesempatan tersebut Mentan berikan 3 RMU (Rice Milling Unit) untuk peningkatan produksi beras Aceh. Terakhir, Mentan meminta dibentuk klaster pertanian untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Di tempat sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebut Kementan terus mendorong tanam padi di semua wilayah. Sebagai informasi panen padi tahun 2019 sebesar 32.884 Ha dengan produksi padi 2019 sebesar 187.597 ton GKG atau setara 102.674 ton Beras dan provitas 2019 sebesar 5,70 Ton/ha.
“Saya harap semua bergerak bersama memanfaatkan potensi lahan untuk terus memproduksi pangan," kata Suwandi.
Kementan memberikan bantuan sarana produksi, alat pra-panen dan pasca-panen serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementan pun memberikan stimulus ke Kabupaten Aceh Besar dengan bantuan ke petani dengan total bantuan Kementan tahun 2020 sebesar Rp6,3 milyar [Okezone].