Beranda / Berita / Aceh / Menjaga Pilkada Aceh Tetap Damai, Tantangan Usai Ledakan di Rumah Kandidat Gubernur

Menjaga Pilkada Aceh Tetap Damai, Tantangan Usai Ledakan di Rumah Kandidat Gubernur

Selasa, 03 September 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pengamat sosial dan politik pemerintahan, Usman Lamreung. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Insiden ledakan yang diduga berasal dari granat di rumah salah satu kandidat calon Gubernur Aceh menjadi sorotan utama dalam dinamika politik menjelang Pilkada Aceh yang akan datang. 

Peristiwa ini menggugah kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pengamat politik terkait potensi eskalasi kekerasan di tengah kontestasi demokrasi. 

Pengamat sosial dan politik pemerintahan, Usman Lamreung, dalam wawancara eksklusif, menyoroti dampak insiden ini serta langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk memastikan Pilkada Aceh berjalan dengan damai.

Menurut Usman Lamreung, insiden ledakan yang terjadi bukan hanya mengejutkan, tetapi juga mencerminkan kekhawatiran mendalam yang dirasakan oleh masyarakat Aceh. 

"Rakyat Aceh sudah sangat jenuh dengan peristiwa-peristiwa yang berafiliasi dengan kekerasan, apapun alasannya," ujar Usman kepada Dialeksis.com, Selasa (3/9/2024).

Ia menekankan bahwa masyarakat Aceh, yang pernah mengalami berbagai konflik di masa lalu, kini menginginkan suasana damai dan harmonis yang stabil.

Ia juga mengingatkan bahwa peristiwa peledakan tidak hanya terjadi saat proses Pilkada, tetapi juga dalam situasi lain seperti saat pelelangan paket proyek.

"Artinya, peristiwa peledakan tidak hanya terjadi pada saat tahapan Pilkada, tetapi juga saat proses pelelangan paket pun pernah ada peristiwa serupa. Biarpun konteksnya berbeda, namun tujuannya sama, yaitu menebar teror dan intimidasi," lanjutnya.

Menilik kembali sejarah Pilkada dan Pemilu di Aceh, Usman Lamreung mencatat bahwa tingkat kekerasan politik telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.

"Pemilu dan Pilkada 2009, 2012, 2014, 2017, dan 2019 menunjukkan bahwa peristiwa kekerasan politik di Aceh memang turun drastis. Ini menandakan bahwa rakyat Aceh cinta damai, dan ingin hidup dalam suasana yang aman, sejuk, dan harmonis," jelas Usman.

Ia menambahkan bahwa pada Pemilu 2024 yang lalu, kekerasan politik di Aceh semakin berkurang, bahkan tidak ada insiden peledakan. 

"Ini menandakan Aceh semakin aman dan damai. Namun, peristiwa terbaru ini mengingatkan kita bahwa kewaspadaan tetap diperlukan," katanya.

Dalam konteks Pilkada mendatang, Usman Lamreung menekankan pentingnya peran semua elemen masyarakat Aceh dalam menjaga perdamaian. 

"Yang paling penting sekarang adalah semua elemen rakyat Aceh menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran. Mari bersama-sama menolak kekerasan politik," tegasnya.

Ia juga mengajak media untuk berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang menyejukkan dan tidak memperkeruh situasi. 

"Media harus memberikan informasi yang menyejukkan, tidak lagi mempertajam polarisasi, dan tidak menyerang siapa pun atas peristiwa tersebut. Percayakan kepada aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini," katanya.

Salah satu solusi konkret yang diusulkan oleh Usman Lamreung untuk menciptakan Pilkada damai adalah mendorong para kandidat untuk berdebat mengenai gagasan dan visi mereka untuk masa depan Aceh. 

"Yang perlu dilakukan sekarang adalah mendorong calon kandidat untuk berdebat pada gagasan, pada visi masa depan Aceh, yang saat ini tidak baik-baik saja. Ini yang harus dimunculkan oleh semua calon kandidat, tim sukses, dan pendukung, agar warna demokrasi semakin menarik dan rakyat semakin cerdas," ungkap Usman.

Ia menekankan bahwa debat yang berfokus pada substansi, bukan pada serangan personal atau politik identitas, akan meningkatkan kualitas demokrasi dan membantu masyarakat memilih pemimpin yang tepat.

"Berdebat pada substansi masa depan Aceh lebih penting daripada kita berdebat yang hanya menyerang satu sama lain tanpa substansi. Kami mendorong agar Pilkada ini sukses tanpa ada kekerasan politik, dengan damai, aman, dan tanpa intimidasi," tuturnya.

Kejadian ledakan yang diduga berasal dari granat di rumah salah satu kandidat calon Gubernur Aceh menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan Pilkada damai di Aceh. 

Namun, dengan langkah-langkah konkret seperti yang diusulkan oleh Usman Lamreung, Aceh dapat terus menjaga perdamaian dan stabilitas yang telah lama diperjuangkan. 

"Masyarakat dan semua elemen terkait diharapkan dapat bekerjasama untuk memastikan Pilkada Aceh berlangsung tanpa kekerasan, dan fokus pada gagasan serta visi untuk masa depan yang lebih baik," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI