kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Mengenal Khidmah RUMAN Aceh (Bagian Pertama)

Mengenal Khidmah RUMAN Aceh (Bagian Pertama)

Jum`at, 15 Februari 2019 10:47 WIB

Font: Ukuran: - +


Oleh: Ahmad Arif / Pendiri RUMAN Aceh


Aceh, negeri bergelar serambi memkah yang terleltak di ujing barat indonesia menyisakan bayak fakta tentang kegetiran hidup anak manusia. Merampungkan segudang persoalan itu tentu tidak bisa dikerjakan oleh instansi pemerintah secara sendirian. Partisipasi masyarakat menjadi slah satu celah yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir suramnya pendidikan di Aceh.

Beranjak dari keprihatinan tersebut dan keinginan besar untuk berpartisipasi dalam membangun dunia pendidikan di Aceh, RUMAN (Rumoh Baca Aneuk Nanggro) Aceh dibentuk. Dengan kata lain, RUMAN Aceh merupakan kendaraan yang merefleksikan keinginan tulus sebagian anak negeri untuk peduli terhadap masa depan dunia pendikan anak- anak di Aceh.

Cikal bakal RUMAN berawal dari pembukaan koleksi pustaka pribadi pendirinya berupa 2000 buku, 1000 majalah dan jurnal keislaman kepada masyarakat secara cuma- cuma pada awal Januari 2007.

Kemudian bimbingan belajar (bimbel) gratis untuk anak- anak yatim dan duafa dilaksanakan sejak senin 8  april 2013. Kegiatan ini merupakan pembuka dari kegiatan lainnya. dan akta notaris dikeluarkan pada tanggal 13 juni 2014.



8 Khidmah Rutin

Saat ini, RUMAN Aceh melakukan 7 kegiatan secara continue (berkelanjutan). Pertama, pustaka komunitas. Yaitu, perpustakaan yang dibuka buat komunitas (masyarakat) di basecamp kita. Buka setiap hari, Ahad-Sabtu, pagi sampai malam. Sebab, ada 3 relawan yg tinggal disana.     Kedua, wisata buku gratis MIBARA (minggu baca rame-rame) setiap hari Ahad, jam 07.00 - 11.00 WIB d lapangan Blang Padang. Ahad (10/2/2019) adalah edisi ke 180 sejak diluncurkan pd 18 Mei 2014. Konsep MIBARA sudah diduplikasi oleh 9 komunitas d Aceh & 3 konunitas d luar Aceh serta 4 kali dijadikan penelitian skripsi mahasiswa.

Ketiga, rumah pustaka. Kita pinjamkan 50 buku untuk durasi 2 pekan atau 100 buku selama 1 bulan secara gratisan, bagi siapa saja yang menyediakan rumahnya sebagai tempat anak-anak usia preschool dan SD membaca. Sejak dimulai pada Januari 2015 hingga Januari 2019, telah dibuka 39 titik di 9 Kabupaten/Kota se Aceh.

Keempat, joek buku atau hibah buku. Jumlahnya terbatas dan hanya bisa sekali untuk satu titik yang sama. Dalam periode 2015-2019, sudah ada 5 tempat kita lakukan: 4 di Aceh & 1 di pedalaman Riau.

Kelima, lesehan atau bedah buku, dilakukan semesteran atau tahunan. Ada dua buku yang pernah dibahas. Satu, "Islam VS Demokrasi" karya Dr. Abdul Aziz, MA (mantan komisioner KPU Pusat Periode 2007-2012). Dua, "Talent Mapping", karya Abah Royani.

Keenam, Sekolah PAUD (pendidikan anak usia dini) gratis buat anak-anak dhuafa. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini, dari total 81 murid, sebanyak 59 anak gratis 100%, 15 anak berbayar sebagian & 7 anak berbayar penuh 100%. Hasil survey tim kita sbg penentu, bkn surat keterangan miskin. Sekolah ini kita mulai sjak tahun ajaran 2015/2016. Setiap tahun terus bertambah jumlah anak dhuafa yg gratis.

Ketujuh, pelatihan handicraft (keterampilan tangan) gratis buat remaja putri dan ibu-ibu rumah tangga dhuafa sejak 2014. Semua bahan pelatihan disediakan. Peserta diharuskan komitmen dengan jadwal pelatihan.  

Kedelapan, menyalurkan infak, sedekah, zakat & wakaf teman2. Donasi 100% kita serahkan kepad penerimanya seperti yang diamanahkan para donatur.

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda