DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banda Aceh terus berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi masyarakat.

Salah satunya program Jemput Bola (Jebol), dalam program tersebut, petugas Disdukcapil mendatangi rumah-rumah warga di Kota Banda Aceh yang sakit dan uzur agar tetap bisa mendapatkan KTP elektronik.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh, Emila Sovayana mengatakan, tidak ada batas usia dalam pelayanan program Jebol ini, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua.

“Sebagian ada anak-anak yang sakit autis kita datangi, anak-anak itu ada berlakuan yang beda, ada juga yang lahir tahun 1920,” ujar Emila saat dihubungi Dialeksis.com, Sabtu (19/12/2020).

“Kami khususkan kepada yang tidak bisa jalan, tidak ada batas usia, kira-kira sudah 70 tahun ke atas, yang sudah lumpuh dan orang tua yang sudah patah tulang,” tambahnya.

Menurutnya, untuk usia-usia yang sudah tua namun belum memiliki KTP disebabkan keluarganya tidak pernah mengurus, dirinya juga merasa heran.

“Ketika butuh BPJS baru terasa bahwa harus ada KTP, atau mungkin dulu di kampungnya kemudian dibawa ke Banda Aceh untuk berobat disini baru bisa terekam, ada juga kondisi begini, dulu tinggal di kampung kemudian dibawa sama anaknya, baru diurus,” ungkapnya.

Selain itu, ada juga program pelangi, dalam program tersebut petugas Disdukcapil mendatangi rumah warga dengan membawa semua alat kelengkapan pembuatan E-KTP dan tidak perlu menunggu, tetapi itu bukan program uzur.

Baru-baru ini Disdukcapil juga mendapatkan penghargaan atau sertifikat dari Ombudsman karena di tengah masa pandemi tetap berinovasi.

“Harapannya kepada seluruh Disdukcapil Banda Aceh, sama-sama kita memberikan pelayanan yang cepat dan yang terbaik kepada masyarakat, ingat dalam memberikan pelayanan itu harus membuat masyarakat kita tersenyum , bahagia, dengan layanan kita,” pungkasnya. (NOR)