kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Masyarakat Mesti Ingat, Polio Adalah Penyakit yang Cukup Merugikan

Masyarakat Mesti Ingat, Polio Adalah Penyakit yang Cukup Merugikan

Minggu, 20 November 2022 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Ketua IDI Provinsi Aceh, dr Safrizal Rahman. [Foto: ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, dr Safrizal Rahman mengatakan, kasus polio yang ditemukan di Kabupaten Pidie disebut sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dalam artian penyakit yang seharusnya sudah tidak ada malah muncul kembali. 

Saat ini, kata dr Safirzal, KLB Polio sudah menjadi atensi nasional dan juga internasional. Karenanya untuk penanganan penyakit tersebut, pemerintah dan masyarakat Aceh harus segera kembali mengurusi hal dasar, yaitu imunisasi.

Dijelaskan olehnya, penyakit polio menyebar melalui saluran cerna. Polio bisa berkembang jika kuman polio masuk melalui mulut.

Proses penyebarannya, dimungkinkan dari cara Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Semisal sanitasi BAB di sungai, sehingga kuman polio bisa menyebar kemana-mana melalui aliran sungai.

“Gambaran klinis yang paling umum kita lihat (dari penyakit polio) adalah kakinya mengecil sebelah,” ujar dr Safrizal kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Minggu (20/11/2022).

Sebenarnya, kata dia, penyakit polio secara umum sudah sangat jarang terjadi. Bahkan di Fakultas Kedokteran, mahasiswa sudah sedikit diajari tentang polio, karena umumnya polio seharusnya sudah tidak ada lagi.

Di samping itu, program imunisasi menurut dia sangat berkorelasi untuk memusnahkan penyebaran. Program imunisasi juga harus diperkuat lagi mengingat cakupan imunisasi di Provinsi Aceh masih cukup rendah.

“Secara statistik, kita Aceh memang cakupan imunisasi dasar kita rendah. Karena rendah makanya penyakit-penyakit yang seharusnya sudah hilang tiba-tiba muncul kembali,” tegasnya.

Makanya dr Safrizal sangat menegaskan agar program cakupan imunisasi ditingkatkan lagi, baik untuk imunisasi dasar secara umum maupun imunisasi polio secara khusus.

Bahkan kabarnya pada akhir bulan ini di Provinsi Aceh akan dilaksanakan kegiatan imunisasi polio secara menyeluruh, dimulai dari Kabupaten Pidie hingga seluruh Provinsi Aceh.

Di sisi lain, dr Safrizal juga berharap agar masyarakat dan tokoh cendekiawan bisa satu suara dalam kasus polio ini. Diharapkan ketika program imunisasi sudah mau dijalankan, masyarakat sudah bergerak ke bidang kesehatan yang lebih maju.

“Dengan demikian, kita punya persiapan. Harapannya nanti semua komponen masyarakat bisa bahu-membahu untuk saling memberikan pengertian terhadap pentingnya imunisasi,” jelasnya.

Sementara itu, dr Safrizal juga menegaskan untuk dicarikan suspect pasien polio yang lain. Menurutnya, upaya tracking pasien juga harus ditingkatkan supaya penyebaran polio bisa dicegah sembari diberikan imunisasi kepada masyarakat.

Hal yang perlu diingat masyarakat, kata dr Safrizal, bahwa penyakit polio adalah penyakit yang sangat merugikan.

“Kalau pasien terserang polio, efek dari penyakitnya akan terus menetap. Maksudnya walaupun nanti sudah tidak ada kuman lagi, tetapi cacat yang dibawa oleh penyakit itu tidak akan sembuh kembali. Misalnya kaki sudah mengecil, walaupun kumannya sudah tidak ada, kakinya akan terus seperti itu,” tuturnya.

“Tetapi kalau gejala-gejala awal misalnya jika diobati, gejalanya bisa hilang. Tetapi kalau sampai ada yang jadi kelemahan alat gerak, itu akan tetap menetap,” pungkasnya.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda