DIALEKSIS.COM | Bireuen - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali melanda masyarakat Kabupaten Bireuen. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dilaporkan kehabisan stok BBM, memicu kekecewaan warga yang telah lama mengantre namun pulang dengan tangan kosong.
Pantauan media Dialeksis.com pada Sabtu (20/12/2025), kondisi paling parah terlihat di SPBU Simpang Leubu, Kabupaten Bireuen. Sejak pagi hingga malam hari, SPBU tersebut tidak melayani pengisian BBM karena stok kosong.
Puluhan kendaraan roda dua dan roda empat terpaksa berbalik arah setelah menunggu berjam-jam tanpa kepastian.
Situasi serupa juga terjadi di SPBU Abad Jaya, Kecamatan Gandapura. Warga setempat mengaku kecewa karena kelangkaan BBM terjadi berulang, sementara kebutuhan masyarakat justru meningkat, terutama pascabencana yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, termasuk Bireuen.
Menanggapi kondisi tersebut, Zainul Arifin, Warga Asal Bireuen yang ingin mengisi minyak mengaku kecewa atas kelangkaan BBM yang dinilai semakin memperparah penderitaan warga.
“BBM ini kebutuhan dasar masyarakat. Ketika SPBU kosong, yang paling terdampak adalah rakyat kecil. Mereka butuh BBM untuk bekerja, untuk ke ladang, untuk berdagang, bahkan untuk kebutuhan darurat,” kata Zainul kepada media dialeksis.com, Sabtu (20/12/2025).
Ia menegaskan, Kabupaten Bireuen merupakan salah satu daerah yang terdampak bencana di Aceh. Seharusnya, kata Zainul, pemerintah memberikan perhatian ekstra terhadap kelancaran distribusi BBM, bukan justru membiarkan masyarakat kesulitan apalagi ini pasca bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh beberapa pekan lalu.
“Kita berharap pemerintah segera turun tangan. Jangan sampai masyarakat yang sudah terdampak bencana harus kembali sengsara karena BBM langka. Ini sangat tidak adil,” ujarnya.
Zainul juga meminta pihak terkait, baik pemerintah daerah maupun Pertamina, untuk memberikan penjelasan terbuka kepada publik terkait penyebab kekosongan BBM di sejumlah SPBU tersebut.
"Kami sudah menunggu lama, tapi minyak kosong. Tidak ada kejelasan kapan masuk lagi. Ini sangat menyusahkan,” ujarnya.
Menurutnya, transparansi sangat penting agar tidak menimbulkan keresahan dan spekulasi di tengah masyarakat. “Kalau memang ada kendala distribusi, sampaikan secara terbuka. Jangan biarkan masyarakat menunggu tanpa kepastian. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan dan kemarahan,” tutupnya. [nh]
