kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Masyarakat Desak Publikasikan Hasil Tes Swab Gubernur Aceh

Masyarakat Desak Publikasikan Hasil Tes Swab Gubernur Aceh

Sabtu, 19 Juni 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : ASYRAF

Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh,  Syakya Meirizal. [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hingga kini masih terdapat tanda tanya besar di kalangan masyarakat Aceh terkait kepastian status COVID 19  yang dialami Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh,  Syakya Meirizal mengungkapkan bahwa gonjang ganjing dikalangan masyarakat terkait status Nova Iriansyah yang terkonfirmasi positif covid menunjukan indikasi  rendahnya kepercayaan masyarakat Aceh terhadap kepemimpinan Nova  sebagai Gubernur Aceh.  

Menurutnya  masyarakat kini tidak mudah percaya lagi.  Konon hal ini ditenggarai ekses banyaknya pengalaman dimasa lalu dimana keterangan yang diberikan oleh pemerintah Aceh kerap tidak valid. Masyarakat mendesak agar Gubernur Aceh di swab kembali serta mempublikasikan hasil laboratorium secara terbuka kepada publik sebagai bentuk transparansi Pemerintah Aceh.

Menurut syakya, selama tidak ada bukti konkrit dari hasil laboratorium terkait status COVID Gubernur Nova maka publik akan terus bertanya tanya. Bahkan publik kini menghubung hubungkan status covid Nova dengan isu pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang beberapa waktu lalu sempat memeriksa sejumlah pejabat teras di lingkup pemerintah Aceh. Menurutnya persepsi publik yang timbul ini tidak sepenuhnya salah masyarakat,  namun ekses pemerintah Aceh sendiri yang terkesan tertutup tidak memberikan informasi valid terkait status covid 19 yang dialami Gubernur Nova.

“Jadi untuk menghentikan gonjang ganjing dikalangan masyarakat, maka Gubernur Aceh perlu segera dilakukan swab ulang dan hasil swab tersebut harus dipublikasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Aceh. Kemudian apabila dari hasil swab berikutnya Gubernur Aceh juga masih positif Covid, kita meminta kepada beliau secara legowo untuk fokus mengurus proses pemulihan dirinya. Sementara roda pemerintahan diserahkan sementara kepada Pelaksana Harian (Plh) . Agar agenda penting dan strategis pemerintahan di Aceh tidak tertunda. “ujar Syakya kepada DIALEKSIS.COM, Sabtu (19/6/2021).

Syakya menjelaskan bahwa hingga kini banyak sekali agenda pemerintahan yang penting strategis terhambat dan berlarut larut. Misalnya agenda pengesahan APBA perubahan yang seharusnya segera diajukan ke DPRA, mengingat adanya silpa yang sangat besar dan akan ada pengalihan anggaran appendix yang diperintahkan untuk dibatalkan atau ditunda. Kemudian tender tender proyek fisik yang hingga kini diketahui juga belum berjalan optimal.

“Ini adalah hal hal yang strategis yang seharusnya dapat diselesaikan secara cepat. Nah ini kalau pak gubernur sendiri masih terus diisolasi lantas agenda penting tersebut  bagaimana?”tanya syakya.

Dirinya mengungkapkan masyarakat khawatir apabila sejumlah agenda penting seperti APBA-P dan tender proyek fisik yang nilainya triulinan  tidak dituntaskan, maka Aceh dikhawatirkan akan mengalami mega SiLPA yang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2020. SiLPA tahun 2020 lalu mencapai Rp 3,9 triliun, hampir mencapai Rp 4 triliun dari total APBA 2020 Rp 14,4 triliun.

“Ini merupakan SiLPA terbesar sepanjang sejarah Aceh.” Geram syakya.   

Faktor mengapa masyarakat bertanya Tanya terkait status Gubernur Nova, menurut syakya karena Nova Iriansyah sendiri tidak pernah tampil kemuka publik selama berstatus isolasi. Padahal dengan teknologi yang ada saat ini, Nova yang berstatus OTG (orang tanpa gejala) dapat saja menyapa publik untuk memberikan keterangan terkait informasi perkembangan kesehatan yang sedang dijalaninya sembari sekaligus menyampaikan paket kebijakan penanggulangan pandemi Covid di Aceh kepada masyarakat.

“Kalaupun tidak secara langsung kan bisa dengan teknologi. Seperti informasi melalui konten digital. Gubernur Jakarta ketika berstatus covid kan itu yang dilakukan. Tetap membuka ruang komunikasi melalui teknologi dan memanfaatkan media sosial. Eksesnya ruang spekulasi publik sedemikian besar ketika gubernur sendiri tidak pernah mengklarifikasi atau mengkonfirmasi bagaimana keadaan dirinya” pungkas syakya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjalani isolasi mandiri dan menghilang dihadapan publik usai dinyatakan  terkonfirmasi positif COVID-19 ketika menjalani pemeriksaan tes usap /Swab Polymerase Chain Reaction (PCR), pada Senin (31/5/2021) lalu.

 Usap terakhir yang dilakukan pada Senin, 14 Juni 2021, Nova dinyatakan kembali positif covid-19 oleh Tim medis Pemerintah Aceh dan disarankan untuk melanjutkan kembali isolasi mandiri. Terkait kondisi gubernur Aceh yang masih berstatus positif Covid-19, tim medis menduga jika Nova Iriansyah mengalami Prolonged COVID-19 atau Long COVID-19. (ASY)



Keyword:


Editor :
Teuku Pondek

riset-JSI
Komentar Anda