Masyarakat Aceh Harus Mendukung Program Katana
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masyarakat Aceh diminta untuk mendukung program keluarga tangguh bencana (Katana) yang telah diluncurkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen (TNI) Doni Monardo di Pasie Jantang, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Minggu (8/12/2019).
Penasehat Khusus Gubernur Aceh bidang lingkungan hidup dan kehutanan TM Zulfikar mengatakan, peluncuran program Katana oleh BNPB di Pasie Jantang, Aceh Besar, dirangkai dengan kegiatan jambore atau kemah bersama sejak tanggal 6 - 8 Desember 2019.
Dia menerangkan, penerapan program Katana sangat penting, terutama di Aceh yang merupakan salah satu daerah rawan bencana di Indonesia, guna meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.
"Hampir semua potensi bencana ada di Aceh, karena itu semua pihak harusnya telah memiliki kesadaran terkait upaya pengurangan risiko bencana (PRB) terutama dimulai dari tingkat keluarga," ujarnya dalam keterangan resminya yang diterima Dialeksis.com, Minggu (8/12/2019).
Katana kata dia, unit terkecil dari sebuah upaya penanggulangan bencana dan pengurangan risikonya.
Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti dan diharapkan dalam upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana, konsepsi katana menjadi penting dan dapat dikembangkan serta diterapkan sebagai proses yang terus menerus.
"Berbagai akar persoalan di lapangan yang sering ditemukan adalah kapasitas terkait pemahaman dan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang masih perlu ditingkatkan. Jika masalah-masalah tersebut teratasi, korban menjadi kecil," kata Wakil Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh itu.
Zulfikar menambahkan, kunci Katana adalah adanya kemitraan antarlintas sektor, karena program ini bukan milik BNPB tetapi program bersama, baik di pemerintahan maupun pemangku kepentingan lainnya.
Dalam berbagai pertemuan yang dilakukan bersama BNPB, telah dijelaskan bahwa ada tiga tahapan dalam Katana, yaitu sadar risiko bencana, mengetahui dan sadar akan risiko bencana di lingkungannya.
Selanjutnya pengetahuan agar masyarakat mengetahui dan memperkuat struktur bangunan paham manajemen bencana, edukasi bencana dan terakhir berdaya atau mampu menyelamatkan diri sendiri keluarga dan tetangga.
"Jadi keluarga memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana karena keluarga adalah struktur masyarakat terkecil pertama yang memberikan sosialisasi kepada setiap anggotanya," sebutnya.
Sebuah keluarga dapat memberikan sosialisasi pendidikan bencana sejak dini terutama kepada anak-anak dan remaja.
Karena itu, katanya, program Katana salah satu solusi mengedukasi masyarakat khususnya keluarga terkait ancaman-ancaman bencana yang setiap saat bisa saja terjadi.
"Untuk itu dukungan semua pihak menjadi sesuatu yang mutlak dibutuhkan," pungkasnya.
Sementara itu, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) harus segera menindaklanjuti program Keluarga Tangguh Bencana (Katana) yang telah resmi diluncurkan BNPB di Provinsi Aceh, Minggu.
"Saya mengharapkan pasca peluncuran program ini, BPBA dapat menindaklanjuti titik-titik rawan bencana di desa dan kecamatan di seluruh Aceh," katanya, dikutip dari Antara.(me/dbs)