DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Tim Penilai Gampong dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Provinsi Aceh melakukan kunjungan klarifikasi lapangan terhadap gampong Mon Cut Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar yang mewakili Aceh Besar pada ajang lomba Desa tingkat Provinsi tahun 2019, Lhoknga 26 April 2019.

Bupati Aceh Besar Ir. Mawardi Ali dalam sambutan selamat datang kepada Kepala Dinas DPMG beserta tim penilai, menyampaikan bahwa kampung tingkat provinsi bukan hanya mencapai juara, tetapi penilaian ini juga harus menjadi motivasi dan dorongan bagi seluruh desa yang ada di Kabupaten Aceh Besar untuk terus melakukan fastabiqul Khairat (berlomba-lomba untuk kebaikan) menjadikan desa atau Gampong yang mandiri, kreatif dan inovatif dalam membangun masyarakat kita.

"Saya yakin masyarakat gampong mon cut akan menjadi motivasi bagi gampong-gampong lain di Aceh," Ujarnya.

Kepala DPMG Aceh Drs Bukhari MM, mengatakan bahwa ada beberapa aspek yang akan dinilai oleh tim penilai antara lain aspek kewilayahan, pemerintahan, pendidikan, kesehatan,keamanan dan ketertiban serta produk hukum, siaga bencana, dan aspek pelaksanaan syariat Islam.

"Mon Cut adalah perwakilan Aceh Besar yang masuk dalam nominasi10 Besar gampong terbaik di Aceh yang akan dinilai untuk mewakili Aceh ke ajang Nasional," ungkap Bukhari.

Ia melanjutkan bahwa perlombaan ini Pemerintah Aceh menyediakan hadiah berupa plakat dan uang pembinaan. Untuk juara 1 Rp 100 juta, juara 2 Rp 90 juta, juara 3 RP 80 juta, juara harapan 1 Rp 60 juta, juara harapan 2 Rp 50 juta, dan juara harapan 3 Rp 40 juta. Bagi empat peserta/gampong lain yang tidak masuk nominasi tetap diberi uang pembinaan, masing-masing Rp 25 juta.

Aceh Besar selalu menjadi juara pertama di tingkat provinsi sejak tahun 2017 yaitu gampong blang krueng kecamatan Baitussalam dan tahun 2018 gampong tumbo baro kecamatan kuta malaka.

Kepala DPMG Aceh Besar Bahrul Jamil bahwa Gampong Mon cut merupakan gampong terbaik Aceh Besar ini memiliki keunggulan dalam pengelolaan BUMG yang mandiri sehingga telah menyerap tenaga kerja dan produksi unggulannya yaitu beras yang sudah dikonsumsi hingga ke 3 kabupaten/kota.

"Kita akan terus membina gampong-gampong lain di Aceh Besar dengan mendorong dan mengeksplorasi potensi yang dimiliki," katanya.

Perlombaan lomba gampong bukan untuk mencari mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi sebagai momentum berlomba-lomba untuk kebaikan yang juga diajarkan dalam agama dan yang paling penting adalah menjadi contoh bagi kampung-kampung lain untuk menjadi studi banding.

(MC. Aceh Besar)