Manuver Jelang Muskot PMI Banda Aceh, Diantaranya Pembentukan Ranting Kecamatan
Font: Ukuran: - +
Markas PMI Kota Banda Aceh. [Foto: Facebook]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Incumbent disinyalir melakukan beberapa Manuver dalam dua bulan menjelang pelaksanaan Musyawarah Kota (Muskot) Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh.
Hal itu disampaikan Mantan Ketua Korps Sukarela (KSR) Markas periode 1998-1999 dan juga Anggota TSR PMI Kota Banda Aceh, Riksan Abdillah dalam keterangannya kepada Dialeksis.com, Minggu (12/9/2021).
Seperti diketahui, Panitia Pelaksana Muskot PMI Banda Aceh sudah terbentuk kurang lebih sejak dua bulan lalu dan sudah ada Surat Keputusan (SK).
Menurutnya, sejak dibentuk kepanitiaan itu, muncul berbagai Manuver yang mengakibatkan terjadinya polemik cukup serius di dalam tubuh PMI Banda Aceh, mulai dari pembentukan Forum KSR hingga pembentukan Ranting PMI Kecamatan.
"Dan manuver-manuver itu, semuanya terjadi dalam dua bulan terakhir ini. Kabarnya, termasuk pembentukan Ranting PMI Kecamatan," kata Riksan dalam keterangannya kepada Dialeksis.com, Minggu (12/9/2021).
Riksan menyebutkan beberapa Manuver yang terjadi setelah terbentuknya Panitia Pelaksana Muskot PMI Banda Aceh sebagai berikut:
1. Pembentukan Forum Korps Sukarela (KSR)
Pembentukan Forum KSR diduga sebagai upaya mengebiri 6 suara relawan KSR Unit yang saat ini cenderung menginginkan adanya perubahan di tubuh PMI Kota Banda Aceh.
Apabila Forum KSR itu dapat terbentuk, maka 6 suara relawan KSR Unit akan menjadi 1 suara. Namun, rencana pembentukan Forum itu akhirnya ditolak oleh seluruh Ketua/Komandan KSR Unit se-Kota Banda Aceh.
2. Musyawarah Tenaga Sukarela (TSR)
Musyawarah TSR seharusnya dilakukan pada tahun 2020 lalu, karena Kepengurusan TSR sebelumnya sudah berakhir sejak tahun 2020, dan tidak pernah dilakukan Musyawarah serta tidak ada perpanjangan SK Kepengurusan tersebut pada tahun lalu.
Namun, menjelang Muskot PMI Banda Aceh, Musyawarah pemilihan koordinator TSR itu dilakukan secara tiba-tiba, dan musyawarah itu dilakukan tanpa adanya pembentukkan Panitia yang jelas dan resmi sebelumnya.
Kabarnya, dalam musyawarah pemilihan Koordinator TSR juga tidak mengundang seluruh Anggota TSR, akan tetapi hanya anggota yang tergàbung dalam WhatsApp Group (WAG) TSR saja yang mendapatkan undangan, dan jumlah anggota dalam WAG itu hanya 2/3 dari jumlah Anggota TSR. Termasuk Riksan Abdillah yang juga merupakan Anggota TSR PMI Kota Banda Aceh yang tidak diundang dalam Musyawarah tersebut.
Padahal semua anggota mempunyai hak dan kewajiban untuk hadir dalam musyawarah Pemilihan Koordinator TSR yang terkesan dipaksakan itu.
3. Pembentukan Ranting PMI Kecamatan
Pembentukan Ranting-Ranting Kecamatan yang terkesan janggal, karena SK Kepengurusan PMI Kecamatan yang diterbitkan PMI Kota Banda Aceh tertanggal bulan Maret, April, dan Mei 2021, sementara Surat yang dikirim PMI Propinsi Aceh nomor 131/ORG/VI/2021 perihal Pembentukan PMI Kecamatan itu tertanggal 14 Juni 2021.
Menurut informasi, PMI Provinsi memang meminta semua PMI Kabupaten/Kota yang belum memiliki Ranting di Kecamatan, agar segera membentuknya sebelum masa kepengurusan di PMI Kabupaten/Kota berakhir, termasuk PMI Kota Banda Aceh yang saat itu juga belum memiliki satupun Ranting PMI Kecamatan.
4. Mendesak Ketua/Komandan KSR membuat Surat Dukungan
Kabarnya ada beberapa panitia yang mendesak Ketua/Komandan KSR agar segera membuat surat pernyataan untuk mendukung incumbent, bahkan kabarnya surat tersebut dibuat sendiri oleh salah satu oknum staff hingga beberapa waktu lalu terjadi polemik dan keributan kecil di Markas PMI Kota terkait surat dukungan tersebut.
Sementara itu, Riksan juga mengatakan bahwa, munculnya deklarasi pencalonan dari salah satu pengurus yang kabarnya salah satu Steering Comittee (SC) Panitia itu terkesan hanya semata-mata sebagai pengalihan isu saja.
"Banyak yang menilai deklarasi itu terkesan hanya untuk pengalihan isu saja. Karena dia terkenal dekat dengan incumbent," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Riksan, kuat dugaan adanya keterkaitan kepanitiaan Muskot dengan munculnya polemik yang terjadi di tubuh PMI Kota Banda Aceh menjelang pelaksanaan Muskot. []