Mahasiswa USK Raih Juara I Lomba Inovasi Nasional
Font: Ukuran: - +
Inovasi unggulan mahasiswa Universitas Syiah Kuala yaitu “WE-READY” berhasil meraih juara I kategori energi dan rekayasa keteknikan pada lomba inovasi mahasiswa tingkat nasional. [Foto: Humas USK]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Inovasi unggulan mahasiswa Universitas Syiah Kuala yaitu “WE-READY” berhasil meraih juara I kategori energi dan rekayasa keteknikan pada lomba inovasi mahasiswa tingkat nasional.
Prestasi ini diraih oleh Tim FASTANA dari Unit Kegiatan Mahasiswa Fasilitator Tangguh Bencana (UKM FASTANA) yang berkolaborasi dengan Komunitas Seulanga USK. Lomba Inovasi Mahasiswa Tingkat Nasional ini adalah kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Tidar, Kota Magelang, dan tahun ini diikuti oleh 29 universitas dari seluruh Indonesia.
Kompetisi ini berlangsung mulai dari tanggal 1 Oktober hingga 3 November 2023 dan melibatkan beberapa tahapan seleksi yang ketat. Lomba Inovasi Mahasiswa Tingkat Nasional memberikan platform penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui inovasi dan teknologi yang relevan.
Tim UKM FASTANA, yang dipimpin oleh Hasnan Hanif dari Teknik Geofisika Angkatan 2020, Adelia Maulida dari Pendidikan Guru Anak Usia Dini Angkatan 2020, Faruq Miqdad Mudaffar dari Teknik Komputer Angkatan 2020, dan Nadiatul Hikmah dari Pendidikan Geografi Angkatan 2021, telah mendapat bimbingan yang berharga dari Ibu Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep, M.Si, yang merupakan Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan USK.
Tim UKM FASTANA mengusung konsep inovasi yang sangat penting, yaitu “IoT integrated Water Purification System and Solar Panel Electricity Generator, for Disaster Emergency Readiness” atau singkatnya “WE-READY.” Konsep ini merancang alat tanggap darurat bencana yang bersifat portable dan terintegrasi dengan sistem Internet of Things.
Inovasi ini bertujuan untuk memenuhi dua kebutuhan kritis dalam situasi tanggap darurat bencana, yaitu pasokan air bersih dan listrik untuk mendukung peralatan komunikasi, peralatan medis, dan pencahayaan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tanggap darurat yang efektif dan responsif kepada para korban bencana. Konsep ini didasari oleh pengalaman tragis Tsunami Aceh yang terjadi 19 tahun lalu, yang menimbulkan kerugian jiwa yang besar dan masyarakat yang selamat harus menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih dan listrik untuk menjaga kehidupan yang sehat dan optimal. [HU]