Mahasiswa Berdarah dalam Bentrok, SAPA Minta Kapolda Aceh Bertanggung Jawab
Font: Ukuran: - +
Ketua Umum Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) Fauzan Adami dengan tegas menyayangkan dan mengecam keras tindakan aparat kepolisian pada unjuk rasa mahasiswa menolak revisi UU Pilkada. [Foto: dokumen untuk Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Unjuk rasa yang digelar oleh mahasiswa di Banda Aceh untuk menolak revisi Undang-Undang Pilkada berakhir ricuh setelah terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian.
Insiden ini menjadi sorotan tajam setelah beredar luas video yang menunjukkan seorang mahasiswa mengalami luka parah di kepala, diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Menanggapi insiden tersebut, Ketua Umum Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) Fauzan Adami dengan tegas menyayangkan dan mengecam keras tindakan aparat kepolisian.
SAPA menilai bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar warga negara.
“Kami sangat menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap mahasiswa yang sedang menyuarakan hak-hak mereka secara damai. Ini adalah bentuk pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi," kata Fauzan kepada Dialeksis.com, Sabtu (24/8/2024).
"Hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi yang dilindungi oleh undang-undang, dan aparat seharusnya mengayomi, bukan justru menggunakan kekerasan,” tambahnya.
SAPA juga menuntut agar Kapolda Aceh segera bertanggung jawab atas insiden ini dan memberikan kompensasi kepada mahasiswa yang menjadi korban.
“Kapolda Aceh harus bertanggung jawab penuh atas tindakan anggotanya. Kami menuntut adanya investigasi yang cepat, transparan, dan menyeluruh terhadap peristiwa ini. Siapa pun yang terbukti bersalah harus diadili sesuai hukum yang berlaku dan kepada korban diberikan kompensasi,” lanjutnya.
SAPA juga mengungkapkan harapan agar pihak kepolisian bisa lebih profesional dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam menangani aksi unjuk rasa yang seharusnya bisa direspon dengan lebih humanis dan bijaksana.
“Kami berharap pihak kepolisian dapat lebih mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif dalam menghadapi aksi-aksi unjuk rasa. Kekerasan bukanlah solusi, dan hanya akan memperkeruh suasana serta merusak citra kepolisian di mata publik,” tegasnya.
SAPA juga mengimbau masyarakat, terutama para mahasiswa, untuk tetap bersikap tenang dan tidak terprovokasi oleh situasi yang semakin memanas.
“Kami mengajak semua pihak untuk terus menjaga kedamaian dan tidak terpancing oleh tindakan provokatif. Namun demikian, kami juga mendorong agar setiap warga negara terus berjuang untuk menegakkan hak-hak mereka melalui cara-cara yang konstitusional,” tutup Ketua SAPA Fauzan Adami. [*]