DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Kondisi jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Desa Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, kembali menuai sorotan.
Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi transportasi di daerah itu kini kian memprihatinkan dengan kondisi bergelombang, dipenuhi lubang, dan rawan kecelakaan.
Tak sedikit pengendara yang harus ekstra hati-hati melewati jalur tersebut. Bahkan, sejumlah kasus kecelakaan tercatat terjadi di titik-titik rawan, mulai dari mobil pribadi yang tergelincir hingga truk besar yang terguling di tanjakan.
Kritik tajam disampaikan Zainal Abidin, seorang pengguna jalan yang ditemui media. Ia menilai Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh tidak menunjukkan keseriusan dalam menangani kerusakan jalan yang sudah berlangsung puluhan tahun itu.
“Setiap tahun anggaran untuk perbaikan jalan pasti ada, tapi hari ini kita lihat bersama. Jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh tetap berlubang, bergelombang, rusak, hancur,” ujarnya kepada media dialeksis.com, Minggu (21/9/2025).
Zainal menegaskan, pihak BPJN Aceh seharusnya tidak hanya bekerja dari balik meja, melainkan turun langsung meninjau kondisi di lapangan.
“Kami meminta balai turun langsung. Jangan cuma ke Aceh naik pesawat lalu duduk manis di kantor. Kami pengguna jalan yang setiap hari merasakan langsung bahayanya,” tambahnya.
Menurut Zainal, kondisi jalan rusak ini sudah memakan korban jiwa. Lubang-lubang yang dibiarkan terbuka dan permukaan jalan yang bergelombang menjadi jebakan berbahaya bagi pengendara, terutama saat malam hari dan musim hujan.
“Kalau terus dibiarkan, korban akan terus berjatuhan. Kami masyarakat sudah bayar pajak, seharusnya pejabat jangan hanya duduk santai. Tolong lihat langsung kondisi jalan ini sebelum makin banyak nyawa melayang,” tegasnya.
Ia menambahkan, perbaikan yang dilakukan selama ini cenderung asal-asalan. Jalan hanya ditambal seadanya, namun beberapa bulan kemudian kembali rusak dan berlubang.
“Kalau diperbaiki jangan tanggung-tanggung. Perbaiki yang benar-benar berkualitas, bukan hanya tempel-tempel. Kalau seperti ini, hasilnya tetap saja berlubang,” ungkap Zainal.
Jalan lintas nasional Banda Aceh“Medan bukan hanya jalur strategis yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan Sumatera Utara, tetapi juga jalur utama distribusi logistik dan ekonomi masyarakat. Kerusakan jalan yang berlarut-larut membuat keselamatan pengendara terancam setiap saat.
Zainal pun berharap agar pemerintah pusat maupun daerah lebih serius melihat persoalan ini. “Sayang kita lihat masyarakat harus terus menjadi korban. Infrastruktur vital seperti ini seharusnya menjadi prioritas, bukan malah dibiarkan sampai rusak parah,” pungkasnya. [nh]