kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Lima Desa di Kecamatan Serbajadi Lokop Masih Terpinggirkan

Lima Desa di Kecamatan Serbajadi Lokop Masih Terpinggirkan

Minggu, 19 Desember 2021 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM| Serbajadi Lokop- Warga di Kecamatan Serbajadi Lokop, Aceh Timur, masih merasa terpinggirkan, walau kemerdekaan di ngeri ini sudah memasuki usia 76 tahun.

“Sampai hari ini untuk listrik saja disana dalam sehari, mati hidup mencapai 4 sampai 10 kali. Keadaan telah membuat aktvitas masyarakat sangat terggangu, belum lagi warga di sana ada menggunakan jembatan gantung untuk sarana tranportasi yang hanya bisa dilakukan kenderaan roda dua,” sebut Ir. Ibrahim Aceh, MBA - Staf Ahli Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan Gayo Lues dan Pemerhati Lingkungan

Menurut Ibrahim yang saat ini sudah 10 hari berada di Serbajadi Lokop, kepada Dialeksis.com, Minggu (19/12/2021) via selular mengatakan, melihat kondisi negeri dalam kawasan pengunungan ini, dia membuat surat terbuka untuk pemimpin di Aceh.

Ibrahim yang mengikuti kegiatan khuruj fisabilillah di Serbajadi menyebutkan, untuk soal listrik yang dalam sehari bisa padam mencapai 10 kali sudah sangat menggangu aktivitas masyarakat. Roda ekonomi masyarakat terganggu, sinyal HP of, home industry rumah tangga tidak jalan, bengkel las, dan akvitas lainya terhenti.

“Saya yang berada disini merasakan bagaimana sulitnya masyarakat. Demikian dengan persoalan jembatan dan jalan. Saya menyampaikan keluhan masyarakat Desa Umah Sunti, Desa Umah Taring, Desa Sekualan, Desa Loot dan Desa Jering, makanya saya buat surat terbuka,” jelasnya.

Surat yang ditujukan kepada Gubernur Aceh, Kadis PUPR Aceh dan Aceh Timur, Camat Serbajadi Lokop, dan para pengambil kebijakan di Jakarta, meminta dua persoalan urgen agar menjadi perhatian pemerintah.

Warga di lima desa ini meminta pembangunan embatan beton Jalur Desa Umah Sunti “ Koramil- kantor Camat. Karena selama ini masyarakat lima desa ini menggunakan jembatan gantung, dimana jembatan ini hanya bisa dilintasi dengan berjalan kaki dan kenderaan roda dua.

Persoalan kedua, sebut Ibrahim, soal listrik. Persoalan listrik di sini masih belum normal dan itu sudah menjadi keseharian masyarakat, dalam sehari bisa 4 sampai 10 kali padamnya. Dampaknya masyarakat kesulitan untuk beraktivitas sehingga terganggunya roda ekonomi.

“Untuk itu kiranya Bapak Gubernur, Kadis PUPR Aceh dan Aceh Timur dapat melakukan kunjungan kerja ke Serbajadi Lokop untuk melihat dari dekat bagaimana keadaan masyarakat disini. Bila akses itu diperhatikan, keadaan perkonomian masyarakat akan membaik,” sebut Ibrahim. (baga)


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda