Lewat Program Gebibu, Ipda Irvan Tolong Yatim dan Kaum Tak Mampu
Font: Ukuran: - +
Foto: Ipda Irvan (dok. istimewa)
DIALEKSIS.COM | Soki - Pesan almarhum sang ayah diingat betul oleh Ipda Irvan. Pesan itu adalah 'jika hidup ingin berhasil, maka harus terus bermanfaat bagi orang lain'. Karena itu, Irvan yang menjabat Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satnarkoba Polres Aceh Utara ini kerap melakukan aksi sosial untuk masyarakat yang membutuhkan.
Berbagai aksi sosial telah dilakukan Ipda Irvan, setidaknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir hingga sekarang. Kebaikan-kebaikan Ipda Irvan untuk masyarakat Aceh membuatnya diusulkan dalam Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023.
Pengusul Ipda Irvan adalah Ramli Usman (50), warga Kota Lhokseumawe, Aceh, dan Jamaluddin (35), warga Kabupaten Bireuen, Aceh. Ramli dan Jamal kompak menilai Ipda Irvan adalah polisi yang peduli terhadap masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Selanjutnya seperti dilansir media Detik, kemudian menghubungi Ramli untuk menggali lebih dalam kesaksiannya terkait kebaikan-kebaikan Ipda Irvan. Ramli mengaku tidak memiliki hubungan keluarga atau kerabat dengan Ipda Irvan dan belum pernah bertemu secara langsung. Ia mengenal Ipda Irvan lewat media sosial (medsos).
"Memang kami bertetangga kecamatan, saya di Kecamatan Tanah Jambo Aye sedangkan Langkahan itu pecahan dari Kecamatan Tanah Jambo Aye, kecamatan baru tapi pedalaman, 17 kilometer dari kecamatan kami," kata Ramli, Jumat (10/2/2023).
Ramli mengatakan Ipda Irvan sosok polisi yang dekat dan suka membantu masyarakat. Lewat Gerakan Berbagi Sepuluh Ribu (Gebibu), Ipda Irvan memotori gerakan berbagi masyarakat Aceh terhadap orang-orang yang tidak mampu dan membutuhkan.
"Jadi kalau memang ada orang miskin, ada anak sekolah yang butuh baju seragam, buku-buku, terutama anak pesantren kan. Kami urunan, dia (Ipda Irvan) itu motornya (penggerak-red)," ucap Ramli.
"Kemudian kalau ada banjir, karena Langkahan itu langganan banjir, sampai setahun 9 kali, banjirnya banjir besar kiriman dari Aceh Tengah. Jadi sampai korban banyak, dia itu jemput orang-orang di atas rumah, di atas pohon kayu. Kemudian kami urunan, sumbangan untuk dapur umur, dia motornya," sambungnya.
Menurut Ramli, Ipda Irvan sewaktu menjadi Bhabinkamtibmas Polsek Langkahan juga pernah menggagas program perpustakaan keliling. Ipda Irvan, kata Ramli, memodifikasi motornya agar bisa mengangkut banyak buku untuk dibaca anak-anak sekolah di Kecamatan Langkahan.
"Dia itu bawa-bawa (buku) ke sekolah-sekolah. Jadi mungkin hari ini ke sekolah A, waktu bermain istirahat anak-anak belajar buku itu. Besoknya ke sekolah lain, SD yang paling banyak," ujarnya.
Sebelum Ipda Irvan hadir di tengah-tengah masyarakat Langkahan, Ramli menilai tidak ada sosok polisi yang dekat dengan masyarakat dan suka membantu. Karena kebaikan Ipda Irvan kepada masyarakat tempatnya bertugas membuat Ramli terharu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Jamaluddin. Dia juga mengenal Ipda Irvan lewat media sosial dan kini menjadi salah satu donatur di Gebibu yang digagas oleh anggota polisi asli putra Aceh tersebut.
"Saya kenalnya lewat Facebook, kemudian saya ada sedikit kadang-kadang bantu juga, ya ada WA-nya. Dia membantu masyarakat yang membutuhkan, membantu anak yatim, emang dari galang dana tapi kan dia tidak memaksa orang untuk membantu. Cuma dengan caption-captionnya di medsos membuat kita tergerak hati, ikhlasnya membantunya," ucapnya.
Jamal menyebut Ipda Irvan sangat perhatian memberikan bantuan kepada anak-anak yatim, orang sakit, hingga orang yang terdampak bencana alam. Dia meyakini Ipda Irvan kerap memakai uang sendiri sebelum kini banyak donator yang membantu.
"Lihat dari pergerakannya ya kayaknya keluarin duit sendiri dulu, habis itu baru ini.. kayaknya, tapi kan karena saya nggak pernah jumpa kan. Kalau pertamanya dia jalan tuh transport sendiri kayaknya," imbuhnya.
Kisah Ipda Irvan Jalankan Pesan Ayah
Dihubungi terpisah, Ipda Irvan menjelaskan dirinya menjadi Bhabinkamtibmas Polsek Langkahan pada tahun 2019 saat masih berpangkat Brigadir. Kesan pertama yang didapat ketika awal tugas di Langkahan adalah kekhawatiran dirinya atas kondisi pendidikan anak-anak setempat.
"Saya lihat dari pedalaman khususnya di Langkahan ini yang berbatasan langsung antara Aceh Utara, Aceh Timur dan Bener Meriah, saya lihat anak-anak di sana rata-rata sibuk main HP. Makanya timbul untuk membuat pustaka keliling, sehingga kita door to door ke tempat anak-anak," katanya.
Ipda Irvan dalam kurun waktu seminggu 2 kali singgah ke sekolah-sekolah di Langkahan untuk mengajak anak-anak membaca buku. Jalur tempuh Ipda Irvan membawa buku-buku di motornya itu tidak mudah, ia harus melintasi sungai berarus deras selama 2 jam dengan perahu kayu untuk sampai ke tujuan.
"Saya pun sisihkan gaji saya untuk membeli sampan karena mereka sekolah itu harus menyeberang sungai ke Aceh Timur, karena kan sungainya deras kalau seandainya lagi banjir mereka nggak bisa sekolah, sehingga bisa memanfaatkan buku-buku yang kita kasih," ucap bapak 3 anak itu.
Seiring berjalannya waktu, ia melihat yang membutuhkan uluran tangannya bukan hanya anak-anak sekolah. Ternyata banyak orang yang memerlukan bantuan untuk berobat ke luar daerah seperti ke Lhokseumawe. Ipda Irvan pun turun tangan mendampingi dan mengikhlaskan mobilnya dipakai untuk berobat masyarakat yang sakit tersebut.
"Sehingga saya timbul inspirasi apa salahnya saya buat gerakan yaitu Gebibu (Gerakan Berbagi Sepuluh Ribu) untuk membantu kaum duafa, anak yatim dan disabilitas. Alhamdulillah berjalan sampai sekarang hampir 3 tahun rata-rata donatur saya tanpa saya kenal, cuma kenal di media sosial, baik di Facebook, IG maupun di WA, itu rata-rata 95% tanpa saya kenal," jelasnya.
Donatur Gebibu semakin banyak karena Ipda Irvan mempublikasikan ajakan untuk saling membantu itu di media sosialnya. Pemanfaatan uang dari donatur itu pun semakin meluas hingga dipakai untuk santunan bagi anak-anak yatim yang mengaji di pesantren.
"Kemudian sampai sekarang kita pun udah menyediakan santunan anak-anak yatim yang mengaji di pesantren kita sudah ada 3 anak asuh, setiap bulannya mereka dapat Rp 500 ribu," ujarnya.
Ipda Irvan mengaku tidak sedikit uang pribadinya juga dipakai untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan, tapi bagi Ipda Irvan hal tersebut tidak menjadi masalah. Aksi-aksi sosial yang dijalankan Ipda Irvan juga didukung oleh atasannya hingga istrinya yang bekerja sebagai bidan desa.
Dia menjelaskan alasannya mengapa dirinya begitu perhatian membantu anak yatim hingga kaum duafa. Ipda Irvan teringat dengan pesan almarhum ayah agar hidup selalu bermanfaat bagi orang lain.
"Pesan almarhum ayah saya Nak kalau seandainya suatu saat kamu jadi orang yang berhasil setidaknya kamu harus bermanfaat bagi orang lain karena selagi kita masih hidup, selagi kita masih bernyawa, setidaknya kita harus mengayomi, apapun caranya kita harus ada di hati masyarakat," kata Irvan menirukan pesan sang ayah.
Ipda Irvan berjanji selama mampu, ia akan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan dirinya. Sebab, bagi dirinya bisa membantu orang yang membutuhkan adalah suatu kenikmatan hidup.
"Insyallah apa yang saya lakukan itu nyaman di hati saya, kalau saya tidak berbuat untuk masyarakat, rasanya saya ini nggak tenang. Tapi kalau hari ini saya udah berbuat, saya tidur pun di rumah nyaman," imbuhnya. [detik.com]