Kunker di Bumi Serambi Mekkah, KSAD Dianugerahi Gelar Adat Aceh
Font: Ukuran: - +
Kasad, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., dan Ketua Umum Persit diberi selempang dan penyematan simbol gelar adat Aceh yakni Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Cut Nyak Rahma. Penyerahan gelar ditandai dengan pemasangan selempang oleh Wali Nanggroe Aceh Tgk. Malik Mahmud Al Haythar dan Putroe Pang Majelis Adat Aceh Dr. Harbiyah Gani, M. Pd, mewakili masyarakat Aceh, Kamis (10/3/2022). [Foto: Pendam IM]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., didampingi Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana, Ny. Rahma Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh selama dua hari, Kamis dan Jumat (10-11/3/2022).
KSAD datang didampingi sejumlah pejabat Mabes TNI AD diantaranya Koorsahli Kasad Letjen TNI Afini Boer beserta istri, Aster Kasad Mayjen TNI Achmad Marzuki, Aspers Kasad Brigjen TNI Darmono Susastro, S.I.P. beserta istri dan Kadispenad Brigjen TNI Tatang Subarna serta Ustadz Habib Husein Baagil.
Kedatangan orang nomor satu di institusi TNI AD ke bumi Serambi Mekkah tersebut, disambut langsung oleh Pangdam IM Mayjen TNI Mohamad Hasan didampingi Ketua Persit KCK Daerah Iskandar Muda, Ny. Ririx Hasan, Wali Nanggroe Aceh Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah, M.T. beserta istri, Wakapolda Aceh Brigjen Pol Agus Kurniady Sutisna, Danlanud SIM, Forkopimda Provinsi Aceh dan sejumlah pejabat utama Kodam IM.
Tiba Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, KSAD menerima pengalungan bunga oleh Gubernur Aceh dan Ketua Umum Persit menerima Hand Bouquet dari istri Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati serta disambut dengan tarian Ranup Lampuan Aceh.
Di ruang VIP Bandara SIM, KSAD beserta Ketua Umum Persit mengikuti prosesi adat Aceh yakni Peusijuek atau ditepungtawari, yang dilakukan oleh Tgk Syeikh Marhaban dari Majelis Adat Aceh (MAA). KSAD mengenakan pakaian adat Aceh lengkap dengan kopiah Meukutop bersama istri yang duduk di atas pelaminan.
Seperti diketahui, upacara peusijuek merupakan tradisi adat bagi masyarakat Aceh yang memiliki makna harapan mereka kepada Sang Tamu Agung akan memperoleh keberkahan dan keselamatan serta perlindungan dari Allah SWT.
Dalam upacara peusijuek yang memiliki arti membuat sesuatu menjadi sejuk atau dingin itu, terdapat lima prosesi Sipreuk Breuh Pade, Ie Seunenjuk, Bukukat, Teumetuk dan pemasangan Pin Rencong dan Liontin Pintu Aceh, yang menjadi ritual saat penyambutan tamu kehormatan masyarakat Aceh.
Prosesi itu, diawali dengan menabur beras atau padi atau Sipreuk Breuh Pade yang melambangkan kemakmuran. Kemudian selanjutnya, memercikkan air penyejuk, Ie Seunejuk, yang melambangkan kesejukan dan kedamaian, serta pemberian nasi ketan Bukukat, yang melambangkan perekat jalinan silaturahmi.
Setelah proses peusijuek berlangsung, KSAD dan Ketua Umum Persit selanjutnya diberi selempang dan penyematan simbol gelar adat Aceh yakni Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Cut Nyak Rahma. Penyerahan gelar ditandai dengan pemasangan selempang oleh Wali Nanggroe Aceh Tgk. Malik Mahmud Al Haythar dan Putroe Pang Majelis Adat Aceh Dr. Harbiyah Gani, M. Pd, mewakili masyarakat Aceh.
Gelar Sri Lila Meukuta Abdurachman diartikan sebagai lelaki yang penuh kasih yang berkedudukan tinggi memiliki kuasa penuh dalam membina Angkatan Darat. Lalu, Cut Nyak Rahma yang artinya memiliki banyak keberkahan dan mempunyai makna seorang yang setia.
Prosesi ini adalah simbol kehormatan adat Aceh yang diberikan, dimana rakyat Aceh telah menerima KSAD dan Ibu dengan pintu terbuka sebagai warga Aceh. Pemberian gelar ini juga merupakan ucapan terimakasih dan penghormatan tertinggi kepada KSAD yang telah berjasa untuk membantu mewujudkan Provinsi Aceh yang damai, aman, sejahtera dan bermartabat dalam bingkai NKRI.
Wali Nanggroe Aceh mewakili masyarakat Aceh dalam sambutannya merasa bahagia atas kedatangan KSAD beserta ibu ke Tanah Rencong.
“Tentunya kami semua merasa senang kedatangan bapak kesini (Aceh). Saya berharap Kasad dengan ibu selama di Aceh merasa nyaman. Dan ini suatu kenangan manis untuk kita semua (masyarakat Aceh),” ungkap Wali Nanggroe Aceh.
Aceh telah berdamai selama 17 tahun, Wali Nanggroe Aceh dengan Pemerintah Aceh berkomitmen untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan membangun Aceh. Karena menurut Wali Nanggroe Aceh, perdamaian sangat penting sekali. Jika tidak ada perdamaian, ketenangan dan pembangunan di Aceh dapat terkendala.
“Perdamaian ini kita harapkan terus terpelihara pada masa datang, agar Aceh dapat membangun, mensejahterakan masyarakat dan menjadi suatu daerah yang kuat,” pungkas Wali Nanggroe Aceh mewakili masyarakat Aceh.
Sementara itu, KSAD beserta istri mengungkapkan rasa bangga dan mengaku terharu serta mengucapkan terima kasih kepada Wali Nanggroe Aceh yang menobatkan KSAD sebagai Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Ketua Umum Persit sebagai Cut Nyak Rahma.
“Ini merupakan penghargaan yang luar biasa bagi saya dan tentunya istri saya,” ungkap KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M berharap semoga dapat menjadi pemicu semangat untuk melaksanakan tugas sebagai Kasad.
Menurut KSAD, tentunya ada konsekuensi dari gelar yang telah dinobatkan ini bagi dirinya sebagai Kasad dan Ketum Persit KCK, yaitu TNI AD harus berkontribusi secara langsung terhadap masyarakat Aceh. Hal ini sesuai dengan 7 Perintah yang telah dikeluarkan KSAD dimana bertugas TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi.
"Ini yang selalu saya cek betul. Saya mendapatkan laporan dari Pangdam IM, setiap kegiatan-kegiatan, baik itu serbuan teritorial, vaksin dan pemulihan perekonomian. Dan saya perintahkan juga ke Pangdam agar selalu berkolaborasi dengan kepolisian dan Pemerintah Daerah untuk benar-benar menangani pandemi Covid -19,” tutup Kasad.
Seusai melakukan serangkaian kegiatan di Bandara SIM, KSAD beserta rombongan dan sejumlah PJU Kodam IM mengunjungi Batalyon Infanteri Raider 112/Dharma Jaya (Yonif R 112/DJ) di Japakeh, Aceh Besar. (KIM)