Komunitas Reqan Gelar Diskusi, Jurnalis Harus Perhatikan Bahasa Vulgar
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizki
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jurnalis harus punya kode etik dalam menulis berita. Harus ada nilai atau benefit yang dirasakan oleh masyarakat ketika membaca sebuah berita. Berita yang disampaikan tidak hanya berbentuk informasi saja.
Hal itu disampaikan Ihan dari Acehtrend.com yang hadir dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Reqan, Sabtu (23/10/2021) via daring.
Diskusi bertema Jurnalisme Berperspektif Anak itu turut dihadiri beberapa jurnalis lainnya.
“Kita perlu memperhatikan bahasa yang kurang pantas, terlalu vulgar, nah perspektif-perspektif seperti ini perlu diperhatikan dalam menulis informasi yang akan disampaikan kepada pembaca,” ucapnya lebih lanjut.
Kata Ihan, dalam membuat berita wartawan juga memikirkan dampak negatif yang akan terjadi apalagi dalam menulis berita kasus pelecehan seksual pada anak, kita perlu memperhatikan kenyamanan atau tidaknya bagi si anak tersebut.
“Sebagai wartawan tidak boleh juga menanyakan kepada anak jam berapa kejadian atau segala macam, karena dia pasti trauma, kemudian nggak boleh mencantumkan sesuatu yang bisa diketahui identitasnya oleh publik, seperti mengambil foto atau video di media sosialnya, instagram, facebook, dan lainnya,” ujarnya.
Rekan jurnalis lainnya, Raihan juga mengatakan, di Aceh masih ada budaya patriarki yang menganggap berita yang sudah dibuat oleh jurnalis sudah paling benar, ternyata masih harus memperhatikan bahasa, mungkin orang-orang atau pembaca sangat-sangat menikmati berita yang vulgar. [AU]