Komunitas Disability Tuna Netra Dapat Pelatihan Pengembangan Keterampilan Massage Bagi Ibu Nifas
Font: Ukuran: - +
[Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada awal Agustus 2022 dengan skema program kemitraan masyarakat.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Sabtu (6/8/2022), kegiatan ini dalam bentuk pelatihan Post Natal Massage Bagi Penyandang Disability Tuna Netra di Himpunan Wanita Disability Indonesia (HWDI) Provinsi Aceh.
Kegiatan dilakukan oleh tim dosen yakni Putri Santy, S.SiT, MPH, CHE sebagai ketua tim Peneliti, dan dua anggota tim yakni Yulia Fitri, SST, M. Biomed, CHE dan Nurbaiti, SKM, M. Kes, CHE dan dibuka secara resmi oleh ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh, Fithriany, S.SiT.,M.Kes.,CHE.
[Foto: For Dialeksis]Adapun kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Jurusan Kebidanan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh .
Peserta merupakan wanita penyandang disability tuna netra yang memiliki usaha pijat pribadi dan telah mendapatkan pelatihan pijat untuk kebugaran tubuh namun belum pernah mendapatkan pelatihan khusus untuk massage pada ibu Nifas.
Dalam sambutannya ketua HDWI Provinsi Aceh, Aflinda SP.d, mengatakan bahwa besar harapan dari HWDI agar keterampilan yang peserta peroleh setelah pelatihan ini dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Ketua Tim Pengabmas, Putri Santy, S.SiT.,MPH.,CHE juga mengatakan bahwa Pengabdian Masyarakat merupakan wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan setiap dosen pada suatu institusi pendidikan.
Kegiatan yang bermitra dengan HWDI telah dilakukan semenjak tahun 2017 dengan berbagai bentuk antara lain berupa penyuluhan kesehatan reproduksi baik untuk remaja maupun untuk orangtua remaja.
“Baru tahun 2022 ini melaksanakan kegiatan dalam bentuk pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bagi komunitas ini,” sebutnya.
Lanjutnya, pemberian asuhan kebidanan dilakukan disepanjang daur kehidupan perempuan termasuk dalam masa nifas.
“Di Aceh sendiri, tradisi melakukan pemijatan pada ibu nifas merupakan sebuah rutinitas yang dibutuhkan oleh setiap ibu bersalin yang memberikan banyak manfaat kepada ibu nifas,” sebutnya.
Kemudian, dia menyebutkan, diantaranya meningkatkan kebugaran fisik ibu dan melancarkan peredaran darah sehingga mempercepat pemulihan ibu pasca bersalin serta memperlancar Air Susu Ibu (ASI).
“Besarnya kebutuhan pelayanan ini dapat menjadi peluang usaha tambahan bagi wanita di komunitas HWDI untuk meningkatkan cakupan pelayanan mereka dengan harapan akhirnya dapat meningkatkan perekonomian mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Putri Santy menambahkan, Kegiatan ini merupakan wujud kontribusi dosen jurusan kebidanan pada masyarakat khususnya pada perempuan untuk memberikan dukungan pada mereka dalam kondisi apapun, termasuk dengan keterbatasan fisik agar bisa survive dan berdaya sehingga bisa memberikan kontribusi untuk keluarga dan lingkungannya. []