Beranda / Berita / Aceh / Kisah Kebangkitan Bank Aceh Era 2000-2010 Masa Aminullah Usman Jabat Dirut

Kisah Kebangkitan Bank Aceh Era 2000-2010 Masa Aminullah Usman Jabat Dirut

Jum`at, 10 Maret 2023 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Aminullah Usman. (Foto: Ist)

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jauh sebelum menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman SE Ak MM, pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank BPD Aceh pada tahun 2000 hingga 2010.

Mengemban amanah besar menjadi Dirut BPD Aceh dua periode (2000-2010) tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, ia telah melewati banyak tantangan dan sepak terjang yang luar biasa.

Pertama, saat Aminullah memimpin BPD Aceh saat itu terjadi krisis moneter pasca Suharto sehingga mengakibatkan Bank Aceh bersama 12 BPD lainnya masuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

"Di mana saat krisis moneter terjadi BPD Aceh saat itu mengalami posisi keuangan sulit, di mana Non-Performing Loan (NPL) 45 persen seharusnya di bawah 5 persen, Capital Adequacy Ratio (CAR) minus 25 seharusnya di atas 8 persen dan bank rugi lebih Rp100 miliar dengan likuiditas sulit dan SDM sudah hilang semangat karena gaji sangat minim dan kalah bersaing," ungkap Aminullah saat diwawancarai Dialeksis.com secara khusus, Jumat (10/3/2023).

Ditambah lagi, lanjutnya, tahun 1999 sampai dengan 2005 terjadi konflik berkepanjangan mengakibatkan bank tidak bisa beroperasi normal. Bahkan dirinya sebagai dirut saat turun ke kantor cabang harus memakai anti peluru yang khusus dipesan dari Israel. Kemudian banyak makan korban jiwa seperti karyawan dan aset pun banyak hilang.

Selanjutnya, di tahun 2004 tepatnya tanggal 26 Desember 2004 terjadi gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantahkan bumi Aceh dan jutaan korban jiwa termasuk karyawan BPD Aceh dan kondisi kantor mengalami kehancuran parah.

Namun, rintangan itu semua membuat Aminullah dan seluruh jajaran tidak patah semangat. Aminullah mengajak semua jajaran untuk bangkit kembali.

"Kita bisa dan alhamdulillah, hari demi hari Bank Aceh semakin membaik, mulai tahun 2001 bank mulai ada keuntungan, sebelum tsunami sudah menjadi bank sehat dan mulai berkembang pesat. Setelah tsunami bank ini menghitung kerugian mencapai Rp60 miliar akibat tsunami. Namun, BPD tetap kokoh," jelasnya.

Kemudian, di tahun 2006 Bank Aceh berhasil mengembalikan modal pusat sebesar Rp68 miliar sebagai Pemegang Saham Pengedali (PSP) saat itu dan tahun itu juga BPD Aceh berhasil menjadi milik rakyat Aceh sepenuhnya kembali.

Atas pencapaian itu, Aminullah mendapat penghargaan dari Mendagri secagai CEO on Crisis Management, satu-satunya di Indonesia karena mampu memanage jajarannya keluar dari tiga crisis tersebut, mulai dari krisis moneter, konflik, gempa bumi dan tsunami.

Selain itu, Aminullah mampu memberikan kesejahteraan yang sangat baik dan semangat kerja sangat tinggi sehingga prestasi demi prestasi pun terus diraihnya. Di akhir jabatan Aminullah di tahun 2010, aset bank melejit dari Rp660 miliar tahun 2000 menjadi Rp13 triliun di tahun 2010. BPD pun sehat dan menjadi kepercayaan masyarakat.

Adapun perkembangan lainnya semasa Aminullah jadi Dirut, kantor bank BPD pada tahun 2000 hanya 35 unit cabang menjadi 100 kantor cabang, capem dan kantor kas. Kemudian pegawai dari 400 orang menjadi 1600 orang dan bank beroperasi secara teknologi canggih.

Sejarah panjang ini diharapkan dapat menjadi ingatan bagi manajemen dan seluruh jajaran Bank Aceh saat ini untuk bangkit lebih maju dan gemilang di masa depan. [Nor]

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda