Kisah Inspiratif, Lika-liku Perjuangan Sergio Hingga Jadi Pasukan Paskibraka Provinsi Aceh
Font: Ukuran: - +
Wahyu Agung Sergio. [Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Muhajir, Pengasuh Unit Pelaksana tugas Daerah (UPTD) Rumoh Seujahtera Aneuk Nanggroe tak mampu membendung haru saat melihat akhir dari perjuangan anak asuh bernama Wahyu Agung Sergio begitu gagah mengenakan seragam Paskibraka pada peringatan hari ulang tahun Indonesia ke 77.
Sergio sebelumnya dikukuhkan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tahun 2022 provinsi Aceh oleh Gubernur yang berlangsung berlangsung di Gedung Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Kamis (18/8/2022), sebelumnya Sergio lulus berdasarkan dari surat hasil seleksi dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh, ia terpilih menjadi Petugas Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Upacara Peringatan HUT Ke-77 RI tingkat Aceh pada tanggal 17 Agustus 2022.
Kepala UPTD RSAN, Michael Octaviano mengatakan hal ini merupakan prestasi dan motivasi bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila semua keinginan dilakukan dengan kemauan dan kerja keras. Rabu (17/08/2022).
[Foto: For Dialeksis]“Hari ini tepat 17 agustus 2022 kita memperingati hari kemerdekaan indonesia yang ke 77 kami sangat berbahagia dari uptd rumoh seujahtera aneuk nanggroe dinas sosial aceh, hari ini anak panti bisa berhasil jadi paskibraka, tidak ada perbedaan dengan anak lainnya asal ada kemauan dan kerja keras Insya Allah kedepannya anak panti bisa menjadi paskibraka nasional,” ucap Michael
Lika liku perjalanan hidup telah dilewati, mulai dari Pemuda asal Kabupaten Aceh Tamiang ini pernah makan ubi atau singkong pada saat sahur , sengaja ibunya tidak bangunkan tapi sergio terbangun sendiri dan bilang enak makan ubi kayu, tak hanya itu, pernah pula ketika dirinya pulang sekolah saat SD ia mengutip biji sawit yang jatuh dan dia minta izin lalu di kumpulkan untuk di jual, Setelah mengumpulkan biji sawit sergio jualan es keliling saat kecil untuk membantu orang tuanya
“Begitulah perjuangan sergio untuk sukses terkadang sering dibully teman pencuri karena mengumpulkan biji sawit yang jatuh, Tapi itu semua tidak membuat dirinya lemah dan menyerah untuk terus berjuang dan akhirnya oleh dinsos kab aceh tamiang dititipkan di UPTD RSAN Dinsos Aceh untuk bisa terjami kehidupan dan keberlangsungan sekolah,” ucapnya
Sergio selama berminggu-minggu setelah pulang dari tempat latihan orang pertama kali yang menyambutnya adalah para pengasuh yang terus memberi dukungan dan semangat untuk mendongkrak para anak binaan yang kurang beruntung dalam keluarga. Hal ini tentu menjadi contoh teladan serta motivasi bagi pemuda.
Salah satu contoh teladan yang bisa dipetik darinya adalah banti dan cinta pada sang Ibu. Dikatakan Muhajir Beberapa catatan perjalanan sergio lainnya juga tak luput dari inspirasi,
Ketika anak SD lain mengabiskan waktu untuk bermain, berbeda dengan seusianya yang sibuk meluangkan waktu untuk mencari barang² ronsokan bekas yang nantinya dijual dengan tujuan membantu ekonomi ibu yang sedang berjuang menghidupi 3 anak yang masih kecil tanpa sosok suami di sampingnya.
"Aktifitas malam, dia membantu ibu-nya membuat es lilin untuk dijual disekolah, Es lilin dibawa sergio memakai termos pada waktu pelajaran sekolah berlangsung dia bawa kedalam kelas, uang dari hasil penjualan es dia serahkan ke ibunya untuk ditabung, Ia sosok anak yang sangat menyayangi ibu nya, dia sangat patuh dan tak pernah membantah apapun," sebutnya.
“Kami sangat bangga, bagaimana tidak ia terpilih menjadi pasukan 17 dimana ia harus bisa menjadi patokan bagi barisan di belakang yang mengikuti langkah dan gerakan mereka yang kemudian seluruh batang mata audien akan tertuju kepada mereka yg didepan tentunya kondisi ini akan menjadi beban moral tersendiri bagi mereka yg mempunyai mental yang lemah. Namun, tidak bagi anak binaan kita Wahyu Agung Sergio dia berani berdiri tegak di barisan terdepan di posisi tengah pula, posisi yang sangat menentukan terhadap keberhasilan pada kegiatan upacara yang sakral ini,” ujar Muhajir.
Dari 70 orang putra/putri terbaik se wilayah Provinsi Aceh yang diantaranya terdiri dari 42 orang putra terbaik dan 28 orang putri terbaik Aceh. Sergio merupakan satu-satunya anak binaan UPTD RSAN Dinas Sosial Aceh yang berhasil lolos di barisan ke 17.
“Tidak mudah untuk menjadi pasukan yg berdiri di barisan terdepan, mereka adalah orang-orang terpilih karena harus memiliki beberapa keunggulan dari anggota lainnya, kita ajarkan Sergio untuk Fokus, konsentrasi, intelegensi yang tinggi, kuat dan berani karena itu merupakan beberapa syarat untuk menjadi pasukan dengan posisi barisan yang didepan,” ujar Muhajir setelah upacara pengibaran bendera selesai. []