kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kisah Balada, Pedagang Bendera Merah Putih Asal Bandung Berjualan di Aceh

Kisah Balada, Pedagang Bendera Merah Putih Asal Bandung Berjualan di Aceh

Sabtu, 14 Agustus 2021 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : hakim

Pedagang Bendera musiman, Hendika. [Foto: Dialeksis/amd/HAK]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hendika tampak termenung dan terduduk lesu sambil merapikan bendera dan umbul-umbul merah putih di Simpang 5, kawasan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/8/2021).

Sesekali matanya tajam melihat pengendara yang menepi ke sisi kiri jalan. Lalu, ia menyambutnya dengan senyuman. Berbagai macam dan motif bendera ditawarkan kepada pembeli.

Pedagang Bendera musiman, Hendika. [Foto: Dialeksis/amd/HAK]

Hendika hanyalah sebagai pedagang musiman yang menjual bendera. Seorang Ayah berusia 47 tahun yang memiliki dua orang anak ini hanya menjual bendera saat HUT RI akan tiba. Pekerjaan ini sudah dilakoni sejak 2011 silam.

“Saya dari Bandung khusus jual bendera, sudah 10 tahun setiap akan 17 Agutus saya sengaja datang kemari karena di Aceh lebih lumayan mendapatkan keuntungan,” ujar Hendika saat ditemui Dialeksis.com, Sabtu,(14/8).

Demi berjualan, Hendika meninggalkan keluarganya di Bandung untuk datang ke Aceh dengan menempuh jalur udara pada Jumat, 23 Agustus 2021 lalu. Keesokan harinya, ia mendirikan lapak penjualan bendera di kawasan simpang 5 kota Banda Aceh.

Selama penjualan bendera, Pria asal desa Marga Luyu, kecamatan Leles, kabupaten Garut, kota Bandung ini mengontrak sebuah rumah dengan durasi 1 bulan. Setelah perayaan HUT RI selesai, ia kembali ke kota Bandung.

Hendika menjadikan Aceh sebagai lokasi penjualan bendera karena minat pembelinya tinggi. Hal ini seperti terlihat pada tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun ini drastis meningkat tajam penurunannya, mencapai 50 persen, menurun tajam selama pandemi,” katanya.

Hendika menuturkan, tahun lalu, setiap hari ia mampu menjual 50 bendera, bahkan lebih. Omzet dari penjualan ini pun mencapai jutaan rupiah. Namun, hal tersebut tak berlaku tahun ini.

“Tahun ini, terbilang sulit untuk berjualan, kadang seharinya 10 bendera dapat terjual bahkan ada hari laku pun engga, untuk barang saya bawakan langsung dari Bandung,” ujarnya.

Harga bendera yang dijual Hendika cukup bervariasi, mulai Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, Rp 25 ribu hingga Rp 90 ribu. Adapun bendera yang paling banyak diburu adalah yang harga Rp 10 ribu dan Rp 90 ribu.

“Bervariasi ukuran benderanya. Paling diburu bendera untuk mobil dan rumah bendera ukuran Rp 90 ribu,” tuturnya. [HAK]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda